• Beranda
  • Berita
  • Saham Asia naik, minyak lanjutkan keuntungan setelah kesepakatan OPEC+

Saham Asia naik, minyak lanjutkan keuntungan setelah kesepakatan OPEC+

6 Oktober 2022 09:59 WIB
Saham Asia naik, minyak lanjutkan keuntungan setelah kesepakatan OPEC+
Ilustrasi - Seorang pria berdiri di jembatan penyeberangan dengan papan elektronik yang menunjukkan indeks saham Shanghai dan Shenzhen, di distrik keuangan Lujiazui di Shanghai, China ANTARA/REUTERS/Aly Song/am.
Saham-saham Asia naik dengan hati-hati pada awal perdagangan Kamis, sementara dolar melemah menjelang data penggajian non-pertanian AS, dan harga minyak memperpanjang keuntungan untuk hari keempat setelah pengurangan produksi besar dijanjikan oleh anggota OPEC+.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,4 persen di awal perdagangan Asia, karena indeks berjangka AS naik. Indeks MSCI melonjak 4,0 persen minggu ini setelah merosot 13 persen pada September.

Indeks saham Nikkei Jepang menguat 0,7 persen ke level tertinggi sejak September, Indeks KOSPI Korea Selatan terangkat 1,2 persen dan indeks ASX 200 Australia 0,1 persen lebih tinggi. Indeks Hang Seng Hong Kong, di sisi lain, turun 0,5 persen.

S&P 500 berjangka naik 0,6 persen, dan Nasdaq berjangka naik 0,9 persen, membangun rebound yang terlambat di saham AS yang membantu membatasi kerugian sebelumnya. S&P 500 berakhir pada Rabu (5/10/2022) 0,20 persen lebih rendah dan Komposit Nasdaq ditutup turun 0,25 persen.

Pasar China Daratan masih tutup untuk hari libur umum.

Indeks Refinitiv Asia Energy naik 0,7 persen, setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyak terdalam sejak pandemi COVID-19 dimulai, membatasi pasokan di pasar yang sudah ketat.

Harga minyak naik untuk hari keempat berturut-turut ke level tertinggi sejak pertengahan September. Minyak mentah berjangka Brent naik 0,6 persen menjadi 93,9 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,6 persen menjadi 88,26 dolar AS per barel.

Baca juga: Harga minyak naik di Asia, OPEC+ setuju pangkas produksi 2 juta barel

Awal pekan ini data ekonomi AS menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja dan ekonomi melambat serta langkah mengejutkan Bank Sentral Australia (RBA) untuk menaikkan suku hanya 25 basis poin memicu harapan kenaikan suku bunga yang kurang agresif oleh bank-bank sentral dan mengangkat sentimen risiko.

Tetapi harapan itu pupus setelah laporan yang sedikit di atas perkiraan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan rebound dalam indeks ketenagakerjaan untuk sektor jasa-jasa AS.

"Optimisme yang mendukung pasar keuangan awal pekan ini surut karena data AS terus mengartikulasikan perlunya tindakan kebijakan bank sentral lebih lanjut," kata analis di ANZ.

"Perhatian sekarang benar-benar terfokus pada laporan pasar tenaga kerja September ... Pasar perlu prima untuk angka yang kuat."

Data penggajian non-pertanian (NFP) AS akan dirilis pada Jumat (7/10/2022) dan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 250.000 pekerjaan ditambahkan bulan lalu dan pengangguran akan mencapai 3,7 persen.

Baca juga: Rupiah berpeluang menguat, di tengah ekspektasi Fed tahan bunga naik

Semalam Presiden Federal Reserve (Fed) San Francisco Mary Daly menggarisbawahi komitmen bank sentral AS untuk mengendalikan inflasi dengan lebih banyak kenaikan suku bunga, meskipun dia juga mengatakan The Fed tidak akan langsung maju jika ekonomi mulai retak.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan perjuangan Fed AS melawan inflasi kemungkinan "masih dalam hari-hari awal."

Di pasar mata uang, dolar melemah 0,2 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Kamis pagi, setelah naik 0,7 persen semalam di tengah komentar hawkish dari pejabat Fed.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS sebagian besar stabil setelah melonjak semalam. Imbal hasil obligasi tenor sepuluh tahun turun 2 basis poin menjadi 3,7368 persen, sementara imbal hasil obligasi dua tahun stabil di 3,7388 persen.

harga emas sedikit lebih tinggi. Emas spot diperdagangkan pada 1.719,49 dolar AS per ounce.

Baca juga: Dolar menguat di Asia, pasar bertaruh Fed lanjukan kebijakan agresif
Baca juga: IHSG Kamis pagi dibuka naik 19,09 poin


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022