Pria yang akrab disapa Joko itu bahkan tak pernah membayangkan bahwa produk yang dijualnya dari Kampung Souvenir di Bali berhasil diekspor ke tujuh negara. Berkat platform e-commerce Shopee, Kampung Souvenir yang dirintisnya sejak tahun 2009 mampu menembus pasar tujuh negara di Asia Tenggara hingga Amerika Latin.
“Begitu tahu tentang Program Ekspor Shopee, enggak lama saya langsung bergabung. Saya bener-bener enggak menyangka, pas lihat di Shopee ternyata produk saya laku di luar negeri mulai dari Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Brazil, hingga Meksiko," kata Joko dalam sebuah wawancara, Kamis.
"Produk favorit Kampung Souvenir untuk diekspor itu tas rotan yang saya ambil langsung dari pengrajin lokal. Era digital ini memang membuat segalanya jadi mudah, apalagi untuk berbisnis,” ujar Joko.
Baca juga: 7 rekomendasi tablet terbaik dan terbaru untuk segala keperluan
Program Ekspor Shopee juga disebutnya membantu mendorong perluasan jangkauan bisnis Kampung Souvenir. Joko bercerita, sejak bergabung bersama Program Ekspor Shopee, ia mendapat lebih banyak kemudahan.
“Saya bersyukur berkat kesempatan ekspor bersama Shopee, produk kami bisa menembus tujuh negara tersebut. Saya berharap, dengan hadirnya Program Ekspor Shopee, lebih banyak UMKM lokal Bali juga bisa dapat kesempatan emas untuk perluas jangkauan produknya hingga ke mancanegara,” tambah Joko.
Manfaatkan fitur Shopee, berhasil jual lebih dari 10 Ribu produk/bulan
Pria ini memang sejak awal memanfaatkan teknologi digital sebagai fondasi bisnis untuk menyasar pasar online dan terbukti mampu bertahan di tengah pandemi.
Di tahun 2009, Joko mulai aktif memasarkan produk yang ia ambil dari para penjual di pasar lokal melalui website yang ia buat. Selain itu, Joko pun tak henti mengembangkan bisnisnya lewat inovasi produk.
Di tahun 2013, ia menemukan bahwa fesyen berbahan rayon cukup diminati di Bali, namun belum banyak yang mengolahnya menjadi produk muslim. Joko menangkap peluang tersebut dan mulai memproduksi busana muslim, seperti gamis dan mukena berbahan rayon. Respon pelanggan ternyata sangat baik, dalam sehari ia bisa menerima 100-150 orderan.
Tak hanya inovasi pada produk, untuk mendorong penjualan Joko yang memiliki latar belakang programmer pun mencoba berbagai strategi agar orang-orang tertarik mengunjungi websitenya. Namun, selama beberapa tahun penjualannya tak kunjung menunjukkan peningkatan yang signifikan, hingga akhirnya ia bergabung ke Shopee.
“Konsumen Kampung Souvenir adalah wisatawan dan penduduk luar Bali. Saya pikir, akan jauh lebih mudah untuk menjangkau mereka secara digital. Namun, website saja ternyata tidak cukup. Selang beberapa tahun, kami bergabung ke Shopee pada akhir 2016. Hasilnya sangat mencengangkan, omzet pun meningkat sekitar 200% dibanding sebelum masuk ke Shopee. Kini, dalam sebulan kami bahkan bisa menjual rata-rata lebih dari 10 ribu produk,” ungkap Joko.
Joko bercerita bahwa pencapaian tersebut juga tak lepas dari berbagai fitur dan program yang selalu dimanfaatkannya. Menurutnya, yang paling efektif dan menjadi magnet paling besar adalah fitur Shopee Live.
Kampung Souvenir yang memiliki lebih dari 880.000 pengikut di Shopee Video ini cukup aktif melakukan sesi streaming di Shopee Live untuk mempromosikan dan menjual produk-produk baru dari Kampung Souvenir.
Sejak rutin memanfaatkan fitur Shopee Live, lebih banyak yang tahu tentang Kampung Souvenir. Joko pun memanfaatkan fitur tersebut sebagai tambahan kanal penjualannya. Joko menyebutkan ia dan timnya melakukan sesi live streaming di Shopee Live setiap hari, dan ia merasakan dampak positif untuk penjualan produknya.
Baca juga: Doa ibu antar Dobujack jadi produk kekinian anak muda Indonesia
Baca juga: Shopee dukung UMKM batik nasional untuk ekspor
Baca juga: Shopee Indonesia lepas sejumlah karyawan karena langkah efisiensi
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022