Mal Pelayanan Publik Kota Yogyakarta yang sudah menjalani soft launching pada 3 Juni 2021 kini resmi diluncurkan dengan ratusan jenis layanan publik yang bisa diakses langsung pada satu tempat atau layanan one stop service.Salah satu indikator layanan publik yang baik adalah apabila masyarakat tersenyum saat keluar dari MPP
"Ujung dari reformasi birokasi adalah pelayanan publik. Salah satunya dalam bentuk Mal Pelayanan Publik (MPP), seperti di Yogyakarta yang diharapkan dapat meningkatkan kepuasan masyarakat saat mengakses berbagai pelayanan publik," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas saat meninjau MPP Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Anas, MPP Kota Yogyakarta menjadi MPP yang cukup inovatif, salah satunya berupa layanan pencarian dokumen dengan memanfaatkan teknologi informasi yang belum pernah diterapkan MPP di daerah lainnya.
Meskipun demikian, ia berpesan agar MPP Kota Yogyakarta terus meningkatkan kualitas pelayanan untuk memastikan kepuasan masyarakat karena birokrasi bukan hanya tumpukan kertas tetapi harus berdampak dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kementerian PAN-RB juga terus mendorong seluruh daerah untuk memiliki MPP sembari menuju MPP dengan layanan berbasis digital.
"Sejumlah daerah sudah mulai menyelenggarakan layanan MPP secara hybrid dan ada beberapa yang langsung ke digital. Nantinya, semua daerah memiliki layanan MPP," kata Anas.
Sementara itu, Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN-RB Diah Natalisa mengatakan saat ini MPP Kota Yogyakarta berkembang semakin baik jika dibandingkan satu tahun lalu usai soft launching. "Masukan-masukan dari kementerian sudah banyak ditindaklanjuti," katanya.
MPP Kota Yogyakarta tercatat sebagai MPP ke-70 di Indonesia dan MPP ketiga di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
MPP Kota Yogyakarta saat ini memiliki 25 unit anjungan layanan atau meningkat dibanding tahun lalu dengan 19 unit anjungan layanan yang memberikan 64 layanan perizinan, 110 layanan non-perizinan, enam layanan komersial, dan 37 layanan dengan lembaga vertikal.
Masyarakat dapat mengakses layanan dengan cara datang langsung ke MPP atau melalui layanan daring.
"MPP di Kota Yogyakarta juga memiliki banyak inovasi yang patut diapresiasi dan bisa membedakan dengan layanan di MPP di kota lain. Misalnya, ada pemberdayaan dari penyandang disabilitas serta optimalisasi teknologi informasi untuk menunjang peningkatan kualitas layanan publik," katanya.
Dengan keberadaan layanan satu pintu tersebut, Diah berharap masyarakat semakin dimudahkan dalam mengakses layanan publik dan layanan bisa dilakukan lebih cepat, terjangkau, dan nyaman.
Selain meningkatkan kualitas pelayanan publik, MPP Kota Yogyakarta juga diharapkan dapat meningkatkan kemudahan berusaha untuk kebutuhan investasi.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan soft launching tahun lalu menjadi awal langkah pemerintah daerah untuk membulatkan tekad meningkatkan kualitas pelayanan publik ke masyarakat.
"Dengan MPP maka pelayanan bisa diakses dengan mudah dan cepat sehingga masyarakat tidak perlu ke banyak tempat untuk mengakses layanan publik, tetapi cukup di MPP saja karena sudah terintegrasi," katanya.
Selain melalui MPP, layanan publik dari Pemkot Yogyakarta juga bisa diakses melalui aplikasi "Jogja Smart Service" yang saat ini memiliki 211 ragam layanan pada 229 modul pelayanan.
Sedangkan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan Kota Yogyakarta terkenal dengan kualitas pelayanan publik yang baik dan diharapkan bisa terus meningkat setelah MPP resmi diluncurkan.
"Salah satu indikator layanan publik yang baik adalah apabila masyarakat tersenyum saat keluar dari MPP," katanya
Ia pun mendorong agar layanan online bisa terus ditingkatkan karena saat ini masih banyak masyarakat yang datang langsung ke MPP dibanding warga yang mengakses layanan secara daring yaitu 200 orang dibanding 50 orang.
"Ke depan, layanan secara daring ini diharapkan bisa lebih dominan karena akan lebih mudah, cepat, dan hemat," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022