PT Pupuk Indonesia (Persero) memperketat pengawasan pupuk bersubsidi secara real time melalui digitalisasi untuk mendukung pemerintah menyempurnakan tata kelola kebijakan pupuk bersubsidi.Dengan DPCS, kami dapat melacak keberadaan pupuk mulai dari produsen, saat berada di kapal laut atau pelabuhan, perjalanan darat, bahkan mampu mengetahui jumlah stok di gudang-gudang di seluruh daerah secara real time
Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia Panji Winanteya Ruky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa transformasi digital Pupuk Indonesia sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Tohir untuk bertransformasi dan menerapkan digitalisasi.
Pupuk Indonesia telah menjalankan transformasi digital di setiap lini bisnisnya, mulai dari produksi hingga pendistribusian di tingkat kios.
“Pemerintah melalui kelompok kerja pupuk bersubsidi sedang memperbaiki tata kelola serta mengintegrasikan sistem perencanaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Pupuk Indonesia memainkan perannya dengan menerapkan digitalisasi rantai pasok dari gudang produsen hingga ke petani,” kata Panji.
Dalam ekosistem perbaikan ini, lanjut dia, hal konkret yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia adalah penerapan Distribution Planning & Control System (DPCS). Teknologi ini mampu mengawasi distribusi pupuk bersubsidi secara real time. Selain itu juga dapat menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan kios, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran.
“Dengan DPCS, kami dapat melacak keberadaan pupuk mulai dari produsen, saat berada di kapal laut atau pelabuhan, perjalanan darat, bahkan mampu mengetahui jumlah stok di gudang-gudang di seluruh daerah secara real time,” kata Panji.
Selain DPCS, upaya lain dari Pupuk Indonesia untuk mendukung perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi adalah melalui aplikasi kios Retail Management System (RMS) atau aplikasi Rekan. Aplikasi ini dapat menyederhanakan proses penebusan pupuk bersubsidi oleh petani, karena aplikasi Rekan dapat diintegrasikan dengan Kartu Tani milik Himbara dan E-RDKK milik Kementerian Pertanian.
Lewat aplikasi Rekan, Pupuk Indonesia juga dapat memantau jumlah stok pada kios secara real time, mampu beroperasi secara offline pada wilayah terpencil, dan berbagai keunggulan lainnya.
“Sehingga seluruh aktivitas pada aplikasi Rekan ini dapat ditelusuri, karena ada jejak digitalnya, dan pada akhirnya dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyaluran pupuk bersubsidi,” terang Panji.
Hingga saat ini, aplikasi Rekan telah diuji coba pada seluruh daerah di provinsi Bali, dan untuk selanjutnya akan diujicoba di beberapa daerah di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), provinsi DI Yogyakarta, dan provinsi Jawa Timur. Setelah melalui tahap evaluasi, rencananya pada tahun 2023 Pupuk Indonesia akan melakukan peningkatan secara bertahap untuk diterapkan pada semua Kios Pupuk Lengkap di seluruh Indonesia.
Tidak hanya bidang rantai pasok, transformasi digital Pupuk Indonesia juga telah berjalan di seluruh lini bisnis. Mulai penerapan data analytics, digitalisasi operasi dan pemeliharaan pabrik melalui aplikasi Digifert, sistem Track & Trace untuk menelusuri kemasan pupuk, hingga di sektor hilir terdapat platform digital iFarms untuk merekam data petani, data lahan, pendanaan, status budidaya, serta terintegrasi dengan stakeholder pertanian lainnya..
“Kami juga mulai menerapkan precision farming dan digital drone untuk membantu petani mengetahui rekomendasi pemupukan yang tepat,” kata Panji.
Baca juga: Pupuk Indonesia luncurkan Peta Jalan Riset Klaster Pupuk 2022-2031
Baca juga: Pupuk Indonesia dukung pengembangan ekonomi digital sektor pertanian
Baca juga: Pemerintah atur distribusi pupuk bersubsidi agar tepat sasaran
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022