Menurut Puan, pendidikan bernilai penting karena hal tersebut merupakan pintu pertama peningkatan literasi, keterampilan dan keahlian, partisipasi politik, serta kesadaran terhadap kesehatan kaum perempuan.
"Saya berpendapat bahwa pendidikan merupakan pintu pertama peningkatan literasi, keterampilan dan keahlian, partisipasi politik, serta kesadaran terhadap kesehatan kaum perempuan,” ujarnya.
Di samping itu, tambah Puan, pendidikan juga berperan penting dalam membangun kesadaran mengenai kesetaraan gender serta penghapusan diskriminasi terhadap perempuan.
Selain membahas mengenai pendidikan, dalam sesi ke-4 Forum P20 yang mendiskusikan topik pembahasan tentang inklusi sosial, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan itu, Puan mengingatkan pula bahwa kepemimpinan serta partisipasi politik perempuan perlu senantiasa didorong.
Baca juga: Puan: P20 upayakan semua negara rasakan manfaat kebersamaan global
Baca juga: Ketua DPR RI: P20 hasilkan komitmen untuk ciptakan perdamaian dunia
Ia lalu menyoroti persoalan indeks kesetaraan gender dari PBB yang menunjukkan bahwa pada tahun 2021, 95 persen perempuan telah menempuh pendidikan sekunder dan 57,7 persen perempuan terserap ke pasar tenaga kerja. Namun, ujar dia, hanya ada sekitar 39,7 persen perempuan yang menduduki kursi dalam parlemen.
Dengan demikian, menurut Puan berdasarkan indeks tersebut, partisipasi politik perempuan perlu pula didorong, terutama terkait dengan pengambilan keputusan mengenai pelindungan perempuan dari diskriminasi dan kekerasan serta penyelundupan dan perdagangan orang.
"Selain sektor prioritas tersebut, perempuan juga merupakan bagian integral dari pemberdayaan komunitas yang efektif dan berkelanjutan," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Puan juga menyebut bahwa tantangan global dan konflik geopolitik telah memicu kemunduran dalam bidang kesetaraan gender. Contohnya, banyak perempuan terhalang dari partisipasi politik, akses ekonomi dan pendidikan, serta jaminan keamanan dan kesehatan.
"Oleh karena itu, peran penting perempuan sebagai agen perubahan di bidang ekonomi, sosial dan budaya perlu terus diupayakan," ucapnya.
Adapun dalam sesi ke-4 Forum P20, terdapat sejumlah pembicara, di antaranya, pimpinan parlemen Afrika Selatan Nosiviwe Noluthando Mapisa, pimpinan parlemen Australia Susan Lines, dan pimpinan parlemen Uni Emirat Arab Saqr Saeed Ghobash.
Ada pula beberapa perwakilan organisasi internasional juga mendapat kesempatan memberi pandangan, yakni Director of the ILO Country Office for Indonesia and Timor Leste Michiko Miyamoto dan Representative and Liaison to ASEAN UN Women Indonesia Jamshed M. Kazi.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022