• Beranda
  • Berita
  • Hasto Kristiyanto jelaskan sikap PDIP terkait politik dinasti

Hasto Kristiyanto jelaskan sikap PDIP terkait politik dinasti

10 Oktober 2022 16:19 WIB
Hasto Kristiyanto jelaskan sikap PDIP terkait politik dinasti
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara diskusi Election Corner bertema "Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024" yang diselenggarakan Fisipol UGM di Yogyakarta, Senin (10/10/2022). (ANTARA/HO-DPP PDI Perjuangan)
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjelaskan sikap partai terhadap politik dinasti dalam pemerintahan.

"Kami hanya membatasi satu keluarga dua orang, itupun tidak boleh dari satu tingkatan yang sama," katanya dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan PDI Perjuangan memiliki peraturan partai yang membatasi pencalonan kepala daerah dan anggota legislatif, maksimal hanya dua orang yang dicalonkan, tidak boleh dalam satu tingkatan atau satu daerah pemilihan yang sama.

"Etika dan moralitas kader menjadi yang utama," ujarnya.

Penegasan itu disampaikan Hasto dalam diskusi Election Corner bertema "Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024" yang diselenggarakan Fisipol UGM Yogyakarta.

Hasto menegaskan PDI Perjuangan menekankan pentingnya kaderisasi partai politik. Kata dia, partai mempercayai bahwa kaderisasi dimulai dari keluarga.

"Tetapi yang dipertimbangkan adalah penempatan kader-kader karena hubungan keluarga. Karena reformasi, semangatnya adalah anti nepotisme," katanya menegaskan.

Dia menegaskan saat ini parpol telah bergeser dari partai ideologis menjadi partai elektoral. Hal itu menjadikan cacat dalam demokrasi, karena tidak lagi mengedepankan pertarungan ide dan program.

"Partai menjadi elektoral, yang penting menang Pemilu," ungkapnya.

Dia menjelaskan yang terjadi adalah partai politik mencari figur-figur yang populer yang merupakan ciri partai elektoral. Partai tersebut tidak menumbuhkan kaderisasi dari dalam, tetapi merekrut orang-orang yang populer meskipun itu nepotisme.

"Ini kajian ilmiah dan itu yang kita hadapi," katanya menegaskan.

Pewarta: Fauzi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022