"Kami mengundang mitra dari Jepang untuk turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi farmasi dan alat kesehatan di Indonesia,” ujar Sekjen Kemenkes RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Kunta mengatakan kolaborasi itu diwujudkan dalam agenda Indonesia-Japan Pharmaceutical and Medical Device Business Forum di Osaka, Jepang, Kamis (6/10).
Baca juga: Kemenkes uji coba platform SatuSehat di 738 Puskesmas Jatim
Forum Bisnis Indonesia – Jepang dihadiri lebih dari 300 peserta secara luring dan daring, yang diinisiasi kerja sama KBRI Tokyo, KJRI Osaka, KADIN Komite Bilateral Indonesia – Jepang, Kementerian Perindustrian, IIPC Tokyo dan ITPC Osaka, serta beberapa mitra Jepang seperti METI Kansai, FPMAJ dan JETRO.
Menurut Kunta, upaya itu salah satu strategi Indonesia mewujudkan langkah penguatan arsitektur kesehatan global dalam Presidensi G20, terutama dalam performa dan ketahanan sistem kesehatan bagi pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Kunta mengatakan kolaborasi itu menyasar enam pilar Program Transformasi Kesehatan Nasional, salah satunya platform digital kesehatan nasional (SatuSehat), dan pendekatan genomik (BGSi).
"Sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan, baik di layanan primer maupun sekunder, berupa penguatan bioteknologi melalui penguasaan vektor virus, teknologi berbasis asam nukleat, protein rekombinan untuk memproduksi vaksin dan obat-obatan bagi masyarakat di dalam negeri," katanya.
Baca juga: Menkes: Indonesia terus lakukan reformasi sistem kesehatan
Baca juga: AIPI dorong pemerintah transformasi layanan kesehatan primer
Contoh dari produk yang dihasilkan berupa eritropoietin, insulin, antibodi monoklonal dan produk turunan plasma. Di bidang farmasi, Kemenkes mengembangkan produksi enam dari sepuluh Bahan Farmasi Aktif (API) secara lokal.
Kunta berharap kolaborasi dengan Jepang dapat meningkatkan eksplorasi lebih lanjut melalui transfer teknologi, hingga kolaborasi penelitian untuk dapat meningkatkan produksi alat kesehatan, bahan medis habis pakai di dalam negeri, dan manufaktur vaksin.
“Untuk mencapai target ketahanan tersebut, kami telah menetapkan kebijakan yang mencakup langkah-langkah kritis, mulai dari fasilitasi uji klinis dan transfer teknologi. Dari sisi produksi juga diutamakan akselerasi produksi dari dalam negeri," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022