"Kami dari Polri, tak ada alasan untuk tidak mendukung kegiatan semacam ini karena tugas polisi adalah melindungi dan mengayomi masyarakat. Makanya tidak ada alasan polisi tidak mendukung kegiatan ini," kata Cucuk dalam acara tersebut di Perpustakaan Nasional, di Jakarta, Senin.
Cucuk menuturkan, kesehatan mental merupakan hal yang sangat krusial pada setiap diri manusia sehingga harus terus dijaga. Pasalnya jika tidak, menurut dia hal tersebut akan membuat seseorang kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Sayangnya dalam membangun kesehatan mental, ia mengatakan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, seperti masih banyaknya stigma negatif mengenai kesehatan mental yang melekat di tengah masyarakat.
"Jangan lupa bahwa masyarakat kita ini masih ada barrier yang begitu kuat jika bicara tentang psikologi, konseling, kesehatan mental. Nah, tantangan itu harus kita terobos," ujar Cucuk.
"Bagaimana caranya supaya kalau orang datang ke psikolog itu karena dia memang butuh, sama halnya kayak dia datang berobat ke dokter, Itu yang jadi tantangan kita," lanjutnya.
Untuk itu, Cucuk berharap ke depannya akan lebih banyak stakeholder yang menggelar berbagai kegiatan, tak hanya sekadar diskusi tapi juga aksi nyata untuk membangun kesehatan mental masyarakat.
"Kalau kajian sudah banyak. Yang dibutuhkan sekarang adalah action. Maka perbanyaklah action, kegiatan-kegiatan yang berupa intervensi psikologis yang tujuannya membangun kesehatan mental masyarakat. Jangan hanya didiskusikan, tapi juga diwujudkan," kata dia.
"Kalau (aksi nyata) diperbanyak, pasti akan kelihatan peran dan kontribusinya. Sehingga, bisa dilihat dan dirasakan manfaatnya (oleh masyarakat)," pungkasnya.
Baca juga: Psikiater: Orang tua wajib hadir fisik dan emosional di kehidupan anak
Baca juga: Stigma hambat penanganan kesehatan mental
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022