Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama perusahaan Meatless Kingdom sepakat menjalin kerja sama dalam bidang riset dan pengembangan inovasi produk pangan alternatif terutama produk jamur.Dapat menjadi materi kuliah umum bagi mahasiswa
"Penandatanganan MoU bersama perusahaan yang berpusat di Singapura itu mencakup bidang penelitian, pengembangan, penilaian, dan penerapan inovasi dan invensi produk riset," kata Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, di Lampung Selatan, Selasa.
Ia mengatakan salah satu penerapan kerja sama yang dirancang adalah dengan memanfaatkan lahan di bawah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Itera yang akan diubah menjadi lahan untuk produksi jamur.
Meatless Kingdom merupakan perusahaan yang memproduksi plant-based food ready to eat pertama di Indonesia. Meatless Kingdom memproduksi makanan berbasis jamur dan nabati yang diolah dengan menggunakan prinsip teknologi pangan.
Baca juga: Itera-Universitas Malaysia Perlis kerja sama pengembangan pendidikan
Baca juga: Itera ajak masyarakat Totokan manfaatkan energi biogas kotoran sapi
"Saya harap dengan pengalaman pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan ini, Meatless Kingdom juga dapat menjadi materi kuliah umum bagi mahasiswa, hingga melakukan program magang wirausaha," kata dia.
Dengan demikian, ujar dia lagi, diharapkan kolaborasi yang dibangun antara Itera dan Meatless Kingdom dapat saling memberikan keuntungan, terutama dalam menghasilkan produk pangan alternatif.
"Dengan kepakaran para dosen yang aktif melakukan riset di Itera, kerja sama tersebut akan terus berkembang," ujarnya.
Direktur Meatless Kingdom Widya Putra mengatakan fokus bidang usaha yang dilakukan perusahaannya, yakni memproduksi pangan alternatif di tengah ancaman krisis pangan dunia.
Menurutnya, selama ini alternatif pangan dari jamur memiliki peluang yang sangat besar untuk terus dikembangkan, sebab dinilai memiliki kandungan protein yang dapat menjadi daging berbasis nabati.
"Selain dari segi nutrisi, yang tidak kalah dari produk pangan lain, tekstur jamur juga banyak disukai, dan dinilai menjadi produk pangan yang berkelanjutan.
Jamur disebut juga sebagai super food, selain nutrisinya yang sustainable, dengan kebutuhan produk pangan dunia yang semakin tinggi, jamur menjadi future food juga karena banyak publikasi dan riset yang membahas ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa riset yang akan dikerjasamakan dengan Itera menjadi langkah maju dalam bidang pengembangan produk alternatif pangan selain protein hewani. Sebab, selama ini protein banyak dihasilkan dari daging, padahal dalam produksi daging hewani banyak isu lingkungan dan kesehatan yang menjadi ancaman.
“Sehingga mau tidak mau kita perlu alternatif sumber protein lainnya, yang salah satunya adalah jamur,” katanya lagi.
Baca juga: Itera luncurkan program EduPatriot pada Dies Natalis Ke-8
Baca juga: 4.860 mahasiswa baru Itera lakukan gerakan tanam pohon
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022