Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, mengatakan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).
Peningkatan terutama didukung oleh pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta perbaikan penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, dan kelompok peralatan informasi dan komunikasi.
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen (month-to-month/mtm), seiring dengan penurunan pada kelompok suku cadang dan aksesori, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Sementara itu pada Agustus 2022, Junanto menyebutkan kinerja penjualan eceran tetap tumbuh positif, yang tercermin dari IPR sebesar 201,8 atau tumbuh 4,9 persen (yoy).
Baca juga: Survei BI: Penjualan ritel Agustus tetap kuat, ditopang sektor makanan
Kinerja positif penjualan eceran ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, di tengah tetap kuatnya pertumbuhan kelompok suku cadang dan aksesori, sub kelompok sandang, serta kelompok barang budaya, dan rekreasi.
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Agustus 2022 juga tercatat positif 0,8 persen (mtm), setelah mengalami kontraksi 3,1 persen (mtm) pada bulan sebelumnya, terutama ditopang perbaikan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok suku cadang dan aksesori.
Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada November 2022 cenderung stabil dan Februari 2023 menurun.
Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2022 tercatat 135,4 atau relatif stabil dari 135,3 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, IEH Februari 2023 tercatat 138,7 atau lebih rendah dari pada bulan sebelumnya sebesar 144,7.
Baca juga: Survei BI prediksi penjualan ritel Juli naik didukung kelompok sandang
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022