"Kalau kita lihat dari data-data ke belakang, bahwa kita akan terus tumbuh sampai 2045, (ekonomi) 5 persen, dan akan memposisikan kita menjadi negara ekonomi terbesar di dunia," katanya dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Selasa.
Erick menilai ada empat modal utama Indonesia untuk bisa tumbuh konsisten. Pertama, yakni hilirisasi dan industrialisasi atas sumber daya alam Indonesia yang melimpah. Hilirisasi dinilai jadi penyokong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Modal kedua, lanjutnya, yakni ketahanan pangan, di mana Indonesia tengah mewujudkan visi untuk menjadi lumbung pangan regional dan dunia.
Baca juga: Erick Thohir bentuk Sugar Co untuk jaga ketahanan pangan
Modal selanjutnya yaitu ekonomi kreatif yang punya potensi tumbuh seiring dengan kondisi demografi Indonesia yang 54 persennya berusia di bawah 40 tahun.
"Industri kreatif adalah satu potensi pertumbuhan ke depan, apakah makanan, olahraga, musik, film, fesyen, pariwisata," katanya.
Modal terakhir yaitu ekonomi digital yang disebut Erick punya potensi mencapai Rp4.500 triliun.
"Potensi digital ekonomi kita sekitar Rp4.500 triliun. Ini yang terbesar di Asia Tenggara. 40 persen digital ekonomi adalah di Indonesia," katanya.
Baca juga: Erick: Indonesia harus bisa produksi bioetanol atasi importasi BBM
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara dan kawasan anggota forum G20 yang mengindikasikan pemulihan di Tanah Air terus berjalan.
"Jadi kalau saya disuruh memperkirakan kuartal II bisa tumbuh 5,44 persen (year on year/yoy), coba dicari negara G20 yang tumbuh di atas lima persen. Kita ini tertinggi loh di G20," kata Presiden Jokowi.
Dengan pencapaian itu, Presiden mengajak seluruh pihak optimis untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Indonesia. Dia mengakui Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak mudah, namun selalu terdapat jalan untuk mengatasi setiap masalah.
"Yang kita hadapi bukan barang gampang, bukan mudah tapi harus tetap optimis," katanya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022