• Beranda
  • Berita
  • Indonesia berharap dapat angkat isu ketahanan energi di CICA Summit

Indonesia berharap dapat angkat isu ketahanan energi di CICA Summit

13 Oktober 2022 01:26 WIB
Indonesia berharap dapat angkat isu ketahanan energi di CICA Summit
Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Fadjroel Rachman menjawab pertanyaan mahasiswa saat memberikan kuliah umum di Universitas Nazarbayev di Astana, Kazakhstan, Rabu (12/10/2022). ANTARA/Anton Santoso
Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Fadjroel Rachman mengatakan Indonesia berharap dapat memanfaatkan forum CICA Summit 2022 untuk mengangkat isu soal ketahanan energi negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

"Yang paling penting itu soal cadangan minyak," kata Fadjroel di Wisma Indonesia di Astana, Kazakhstan, Rabu (12/10).

Menurut dia, isu tersebut penting bagi ketahanan energi Indonesia karena 10 dari 27 negara anggota CICA adalah pengekspor besar minyak dunia di luar kawasan Timur Tengah.

"Kalau mungkin, kita mendapatkan semacam cadangan minyak (dari mereka)," kata Fadjroel yang ditunjuk untuk mewakili pemerintah Indonesia di pertemuan puncak yang digelar di Astana pada 12-13 Oktober itu.

Dia menambahkan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam forum tersebut, meski masih sebatas sebagai pengamat (observer), adalah untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara anggota CICA.

"Kalau dikasih kesempatan untuk bicara, kami akan terus mendorong kerja sama dengan mereka di bidang ekonomi, terutama ketahanan energi dalam jangka menengah dan panjang," katanya.

Dia menegaskan bahwa upaya meningkatkan ketahanan energi merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo.

Conference on Interaction and Confidence-Building Measures in Asia (CICA) atau Konferensi tentang Interaksi dan Tindakan Membangun Keyakinan di Asia adalah forum yang mendorong perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di kawasan tersebut.

Pertemuan tahun ini adalah konferensi ke-6 sejak gagasan tentang pembentukan forum itu disampaikan oleh presiden pertama Kazakhstan Nursultan Nazarbayev dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1992.

Saat ini, forum tersebut beranggotakan 27 negara, yang secara geografis tidak hanya berasal dari Asia melainkan juga termasuk negara-negara kaya minyak, seperti Kazakhstan, Rusia, China, Iran, Irak, dan Bahrain.


Baca juga: Ekonom Kazakhstan sebut China bangun komunitas bagi masa depan

Baca juga: Kazakhstan negara pertama yang dikunjungi Xi selama pandemi COVID-19

 

Menengok Nur-Sultan, ibu kota baru Kazakhstan

Pewarta: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022