• Beranda
  • Berita
  • Rupiah berpeluang menguat, usai Fed indikasi tahan diri untuk agresif

Rupiah berpeluang menguat, usai Fed indikasi tahan diri untuk agresif

13 Oktober 2022 09:47 WIB
Rupiah berpeluang menguat, usai Fed indikasi tahan diri untuk agresif
Ilustrasi - kertas pecahan seratus ribu rupiah dan tumpukan dolar di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ed/pd/aa.

Nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS setelah notulen rapat bank sentral AS...

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat usai bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), mengindikasikan peluang menahan diri untuk menaikkan suku bunga secara agresif.

Rupiah pagi ini menguat 14 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp15.343 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.357 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS setelah notulen rapat bank sentral AS menunjukkan bahwa para petinggi The Fed menginginkan pengambilan keputusan pengetatan moneter mempertimbangkan risiko pelambatan ekonomi AS," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Yen anjlok ke terendah 1998 terhadap dolar, sterling stabil atas dolar

Menurut Ariston, hal itu memberikan kesan ke pasar bahwa The Fed mungkin akan menahan diri melakukan pengetatan moneter yang agresif dan indikasi tersebut membantu pelemahan dolar AS untuk sementara.

"Pasar masih menunggu data inflasi konsumen AS nanti malam, dimana hasil yang lebih tinggi dari proyeksi 8,1 persen bisa mendorong penguatan dolar AS lagi terhadap nilai tukar lainnya, dan sebaliknya," ujar Ariston.

Di sisi lain, lanjut Ariston, beberapa sentimen negatif terkait potensi resesi masih memberikan tekanan ke aset berisiko termasuk rupiah, seperti pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh Dana Moneter Internasional (IMF), perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut, dan inflasi global yang terus naik.

Baca juga: IMF desak pembuat kebijakan jaga fiskal ketat dan perangi inflasi

"Kondisi tersebut memberi peluang pelemahan rupiah kembali," kata Ariston.

Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru, IMF memproyeksikan ekonomi global tumbuh sebesar 3,2 persen tahun ini dan 2,7 persen pada 2023, dengan revisi turun 0,2 persen poin untuk 2023 dari perkiraan Juli.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp15.300 per dolar AS hingga Rp15.380 per dolar AS.

Pada Rabu (12/10) lalu, rupiah ditutup menguat tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp15.357 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.358 per dolar AS.

Baca juga: Dolar menguat lagi, pelaku pasar cerna risalah pertemuan baru The Fed


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022