"Promosi budaya akan semakin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Namibia, memperkuat hubungan antara masyarakat dan membuka peluang kerja sama baru," kata Duta Besar RI untuk Namibia Wisnu Edi Pratignyo melalui keterangan KBRI Windhoek yang diterima pada Sabtu.
Wisnu menjelaskan, pagelaran budaya yang merupakan bagian dari promosi Indonesia di Namibia itu terdiri atas penampilan ragam tarian dan musik tradisional, pertunjukan busana daerah, serta makanan khas Indonesia.
Pagelaran budaya tersebut dihadiri lebih dari 120 orang tamu undangan dari pejabat pemerintahan, kalangan diplomatik, pebisnis, akademisi, jurnalis, media, dan Friends of Indonesia.
Acara dibuka dengan alunan musik gamelan Bali mengiringi Tari Pendet yang dibawakan empat anak perempuan Indonesia yang bersekolah di Windhoek. Gerakan Tari Pendet untuk menyambut para tamu itu mendapat tepuk tangan para tamu undangan.
Pagelaran itu juga dimeriahkan dengan penampilanTari Reog Yogya, yang menggambarkan kesiapan prajurit dalam menjaga dan melindungi negara, dan Tari Jaipong Aduh Manis asal Jawa Barat, yang tampil dinamis dan ceria.
Menurut keterangan KBRI Windhoek, melalui pagelaran budaya itu, para tamu yang hadir semakin mendapat gambaran tentang kekayaan dan keragaman budaya tradisional Indonesia.
Pertunjukan kesenian tidak berhenti di tarian tradisional. Pertunjukan busana tradisional Indonesia yang dibawakan oleh ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan staf KBRI Windhoek semakin membangun atmosfer budaya Indonesia dalam pagelaran budaya itu.
Gemerlap pakaian daerah Indonesia dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, kebaya Sunda, kebaya Bali, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan mengundang decak kagum tamu, menurut KBRI Windhoek.
Acara puncak pagelaran budaya diisi oleh penampilan angklung yang dimainkan oleh DWP KBRI Windhoek dan para staf KBRI yang membawakan dua lagu popular, yaitu La Paloma yang bernuansa Latin dan The Lion Sleeps Tonight yang bernuansa Afrika.
Penampilan dari Grup Angklung KBRI Windhoek berhasil mengajak sejumlah tamu untuk turut berdendang dan mengikuti irama musik, serta menarik perhatian beberapa tamu untuk berfoto dan mencoba bermain angklung.
Pagelaran budaya ditutup dengan sajian makanan khas Indonesia. Para tamu menikmati beragam kuliner khas Nusantara, seperti, gulai ayam, tempe bacem, nasi goreng, dan jajanan pasar, antara lain kue pukis, rempeyek, dan lapis surabaya.
Promosi budaya Indonesia yang dilakukan KBRI Windhoek mendapat pengakuan dari Wakil Menteri Luar Negeri Namibia Jennely Matundu.
"Kami mengapresiasi dan menyambut baik berbagai kegiatan promosi budaya (Indonesia) oleh KBRI Windhoek yang juga turut melibatkan warga Namibia," kata Wamenlu Matundu.
"Promosi budaya menjadi sarana membangkitkan kecintaan pada warisan budaya dan memperkuat jati diri sebagai bangsa," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wamenlu Namibia juga menegaskan kembali komitmen Pemerintah Namibia untuk terus menjalin dan meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia.
Baca juga: Indonesia promosikan industri pertambangan di Namibia
Baca juga: KBRI Windhoek promosikan produk bumbu Indonesia di Namibia
Baca juga: KBRI Windhoek dukung kemitraan bisnis tekstil Indonesia dan Namibia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022