Melalui perjalanan transformasi perusahaan, BNI terus memperbaiki setiap lini operasional bisnis guna meningkatkan fundamental keuangan dan kapabilitas perusahaan dalam menjalankan fungsi intermediasi, investasi, dan penyediaan solusi transaksi keuangan yang unggul melalui digitalisasi.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu, Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan transformasi BNI hingga saat ini telah berbuah manis dalam bentuk peningkatan kinerja pada dua tahun terakhir setelah terdampak pandemi.
BNI memastikan lebih adaptif terhadap perkembangan preferensi nasabah dan memiliki daya tahan terhadap turbulensi ekonomi ke depan, seperti yang terjadi akibat pandemi COVID-19.
Dia mengakui kondisi ekonomi ke depan masih cukup menantang dengan beberapa isu seperti perang Rusia dan Ukraina yang berdampak pada perekonomian dunia dan Indonesia. Terlebih banyak negara kini dihadapkan pada risiko inflasi lebih tinggi sehingga berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Namun sebagai bank milik pemerintah yang proaktif melakukan transformasi BNI tentunya tidak hanya sekadar riding the wave, tetapi proaktif mencari ceruk pertumbuhan baru melalui perjalanan transformasi perusahaan.
Transformasi ke depan meliputi perbaikan end-to-end credit process, crosss selling, dan up selling nasabah segmen korporasi, peluncuran SMExporter HUB, pengelolaan Loan at Risk (LaR), solusi bisnis untuk klaster kelembagaan terpilih, dan lainnya.
“Perjalanan transformasi perusahaan BNI ini telah dimulai sejak 2021 dan masih berlanjut hingga tahun ini. Kami harap upaya ini dapat semakin memperkuat kinerja pemulihan ekonomi.” kata Okki.
Baca juga: BNI ingin jadi agen transformasi ESG dukung keuangan berkelanjutan
Okki menilai dengan transformasi yang telah berjalan sejauh ini, perseroan mampu mendorong peningkatan kinerja melalui salah satu program andalan BNI Xpora.
Melalui kolaborasi dengan asosiasi UMKM dan e-commmerce, BNI terus menciptakan lebih banyak program pembinaan dan pelatihan BNI yang mendorong pelaku UMKM lebih berdaya saing global.
Untuk mendorong penguatan ekspor pelaku UMKM, BNI juga menggandeng pihak yang sudah kompeten dengan ekspor-impor seperti Indonesia International Chamber of Commerce (ICC), Sarinah, hingga House of Indonesia di sejumlah negara.
“Perluasan pasar ini juga semakin lengkap dengan semakin banyaknya komunitas diaspora di banyak negara. Kami telah menciptakan sebuah ekosistem ekspor agar UMKM bisa go global, ini juga sejalan dengan mandat yang diberikan Kementerian BUMN kepada BNI untuk menjadi bank global,” tuturnya.
Di samping itu, lanjut dia, BNI juga semakin mampu menunjukkan kinerja di segmen korporasi dengan menjadi salah satu preferensi highly reputable company di Indonesia. Hal ini membuat portofolio kredit segmen korporasi mampu tumbuh lebih kuat serta berkualitas.
“Tentunya BNI juga tak hanya mendorong kinerja pembiayaan, tetapi segmen korporasi ini membuka banyak peluang cross selling ke produk payroll, payroll loan, hingga kredit griya,” sebut Okki.
BNI juga melakukan transformasi secara anorganik untuk melakukan transformasi pada aspek digital, dengan mengakuisisi Bank Mayora pada Mei 2022.
Rencananya, kata Okki, Bank Mayora akan ditransformasi menjadi Bank Digital dengan fokus utama pada segmen UKM, segmen yang berbeda dengan bank digital yang telah ada saat ini.
"Kolaborasi antara grup usaha Mayora sebagai salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good terbesar di Indonesia dengan BNI sebagai salah satu preferred bank di Indonesia akan menjadi salah satu keunggulan dari Bank Digital ini nantinya," ucap dia.
Baca juga: BNI tuntaskan 2 aksi korporasi, salah satunya ambil alih Bank Mayora
Baca juga: DPR apresiasi langkah BNI akuisisi Bank Mayora
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022