"Saya sangat percaya bahwa pertemuan ini akan membawa hasil demi membangun jembatan memajukan Cyber Islamic University," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menag berpesan ke santri di Korsel agar jaga citra Indonesia
Komitmen sinergi ini ditegaskan bersama dalam pertemuan antara Menag Yaqut dengan President Cyber Hankuk of Foreign Studies Profesor Jang Jiho, di Seoul, Korea Selatan, Senin (17/10).
Kepada Jang Jiho, Yaqut mengatakan tugas Kementerian Agama mencakup dua hal besar. Pertama, urusan yang berkaitan dengan kehidupan dan kerukunan umat beragama. Kedua, terkait dengan pendidikan agama dan keagamaan.
Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan agama dan keagamaan, Kemenag membina 38 ribu lebih pondok pesantren, 83.500 madrasah, serta ratusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, baik dalam bentuk sekolah tinggi, institut, maupun universitas.
Kemenag juga membina perguruan tinggi keagamaan Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Lembaga pendidikan ini berada hampir di seluruh kota dan pulau di Indonesia dengan berbagai tantangan geografis, dari pusat kota hingga pulau-pulau terpencil.
Baca juga: Menag Yaqut ingin hari santri dirayakan oleh semua orang
Baca juga: Menag: Tidak boleh anggap madrasah sebelah mata
"Indonesia membutuhkan 'jembatan' untuk menjaga keragaman. Indonesia membutuhkan jembatan untuk menjamin aksesibilitas dan kesetaraan dalam pendidikan," kata Menag.
Menag berharap kerja sama yang dibangun bersama dengan Cyber Hankuk University, bisa mengamankan kemanusiaan dan menguntungkan dua negara.
"Saya berharap kerja sama yang erat antara Kementerian Agama dan Cyber Hankuk University segera terealisasi," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022