• Beranda
  • Berita
  • SPK Indonesia dukung transformasi pendidikan di Merdeka Belajar

SPK Indonesia dukung transformasi pendidikan di Merdeka Belajar

17 Oktober 2022 22:18 WIB
SPK Indonesia dukung transformasi pendidikan di Merdeka Belajar
(Dari kiri ke kanan): Ketua Perkumpulan Sekolah Satuan Pendidikan Kerja Sama Indonesia (PSSI) Haifa Segeir, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Tabrani, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril, Wakil Walikota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan, Head of British School Jakarta, serta Ketua Konvensi Nasional SPK Ke-5 Imelda Sahelangi di Tangerang Selatan, Senin (17/10/2022). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Perkumpulan Sekolah Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) Indonesia mendukung transformasi pendidikan nasional melalui kebijakan Merdeka Belajar yang diprakarsai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Kami senang sekali dari tiga tahun terakhir ini transformasi pendidikan di Indonesia luar biasa dan kami sangat mendukung sekali,” kata Ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia (PSSI) Haifa Segeir dalam acara “5th SPK National Convention” yang digelar di British School Jakarta, Tangerang Selatan, Senin.

Haifa mengatakan pihaknya mendukung segala hal yang terkait dengan kebijakan Merdeka Belajar, terutama karena kebijakan meletakkan fokus pada murid dan memberikan otonomi terhadap guru untuk bisa mengembangkan sistem pengajaran yang berfokus pada murid.

“Ini (Merdeka Belajar) sesuatu (konsep) yang sudah diterapkan di SPK, tentunya kami ingin berbagi dan sebisa mungkin ke depannya, baik itu implementasi Kurikulum Merdeka atau Guru Penggerak atau sistem asesmen nasional yang baru ini pun kami akan terus dukung,” katanya.

Sebagai organisasi yang menaungi berbagai sekolah SPK, Haifa mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kemendikbudristek terkait dukungan apa lagi yang perlu diberikan SPK dalam transformasi pendidikan di Indonesia.

Haifa menyebut pihaknya juga sudah berpartisipasi aktif dalam Guru Penggerak, baik secara organisasi maupun para guru SPK secara keseluruhan.

Dari pengurus organisasi, setidaknya sebanyak 10 guru SPK terlibat aktif dalam program Guru Penggerak di berbagai fungsi mulai dari pengembang modul, fasilitator, instruktur, hingga pelatih ahli.

Haifa juga menyebutkan bahwa 50 persen atau 5 dari 10 modul yang digunakan oleh para guru penggerak dibuat dan diformulasikan oleh PSSI.

“Ini tentu saja tidak akan berhenti meskipun saat ini mungkin sekitar 24 ribu lebih guru yang sudah ter-impact dalam program Guru Penggerak. Kami berharap kontribusi dari PSSI tidak akan berhenti sampai sini,” katanya.

Haifa mengatakan sekolah SPK juga ingin memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi komunitas yang ada di sekitar SPK, tidak hanya untuk peningkatan kualitas di sekolah SPK namun juga sistem pendidikan nasional pada umumnya.

Baca juga: SPK diminta terus berbagi dan kolaborasi untuk transformasi pendidikan
 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2022