• Beranda
  • Berita
  • Inflasi kuartal III Selandia Baru lampaui ekspektasi, capai 7,2 persen

Inflasi kuartal III Selandia Baru lampaui ekspektasi, capai 7,2 persen

18 Oktober 2022 06:41 WIB
Inflasi kuartal III Selandia Baru lampaui ekspektasi, capai 7,2 persen
Ilustrasi - Dua orang berjalan menuju pintu masuk Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) yang terletak di ibu kota Selandia Baru, Wellington, 22 Maret 2016. ANTARA/REUTERS/Rebecca Howard.

Biaya untuk membangun rumah baru terus meningkat karena masalah rantai pasokan, biaya tenaga kerja dan permintaan yang lebih tinggi, yang semuanya bergabung untuk mendorong harga-harga

Inflasi konsumen Selandia Baru melampaui ekspektasi pada kuartal ketiga dan tetap pada level historis tinggi di tengah tekanan harga-harga yang meluas.

Inflasi tahunan naik 7,2 persen pada kuartal ketiga, melambat dari kenaikan 7,3 persen pada kuartal kedua dan berada tepat di bawah tertinggi tiga dekade, Statistik Selandia Baru mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 2,2 persen kuartal-ke-kuartal, menyusul kenaikan 1,7 persen pada kuartal kedua. Data tersebut di atas ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 1,6 persen untuk kuartal tersebut dan kenaikan tahunan 6,7 persen, menurut jajak pendapat Reuters.

Bank sentral Selandia Baru, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) telah menaikkan suku bunga menjadi 3,50 persen dari rekor terendah 0,25 persen pada Oktober tahun lalu. Bank sentral telah mengisyaratkan akan meningkatkan suku bunga lebih lanjut guna meredam inflasi.

Baca juga: Inflasi dan kenaikan suku bunga tekan pemulihan ekonomi Selandia Baru

Dolar Selandia Baru naik sedikit setelah data menunjukkan inflasi lebih panas dari yang diperkirakan.

Pendorong utama dari inflasi tahunan 7,2 persen adalah kenaikan harga untuk konstruksi, pajak pemerintah daerah dan sewa untuk perumahan, Statistik Selandia Baru mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Biaya untuk membangun rumah baru terus meningkat karena masalah rantai pasokan, biaya tenaga kerja dan permintaan yang lebih tinggi, yang semuanya bergabung untuk mendorong harga-harga," kata Manajer Senior Statistik Selandia Baru, Nicola Growden.

Statistik Selandia Baru menambahkan bahwa inflasi tahunan yang tidak dapat diperdagangkan - produk-produk yang dibuat di Selandia Baru untuk konsumsi domestik - melonjak 6,6 persen, tertinggi sejak mulai melacak data itu pada Juni 2002.

Baca juga: Risiko inflasi meningkat, Selandia Baru naikkan suku bunga kedua kali

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022