Kepala Pos Pantau Gunung Ibu Ridwan Djalil mengatakan bahwa Gunung Ibu pada pukul 06.59 WIT mengeluarkan abu vulkanik dengan kolom abu tipis hingga sedang berwarna putih hingga kelabu ke arah timur laut dan selatan.
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dan durasi 65 detik," katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dalam erupsi pukul 14.25 WIT yang terekam di seismograf beramplitudo 30 milimeter dan berdurasi 70 detik, kolom abu Gunung Ibu teramati berwarna kelabu, berintensitas tebal, dan mengarah ke selatan.
Pada 17 Oktober 2022, Gunung Ibu juga mengalami erupsi. Gunung api tersebut mengeluarkan abu vulkanik dengan kolom abu kelabu tebal setinggi lebih kurang 800 meter dari puncak yang mengarah ke barat daya.
Erupsi tersebut terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 5 detik.
Gunung Ibu statusnya Level II atau Siaga.
PVMBG merekomendasikan warga sekitar dan pengunjung tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dan area perluasan sektoral 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Jika terjadi hujan abu, maka masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata.
Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato volcano di barat laut Pulau Halmahera, Maluku Utara. Di puncak gunung itu ada kawah vulkanik.
Pusat kawah gunung api itu memiliki lebar satu kilometer dan kedalaman 400 meter, bagian luarnya selebar 1,2 kilometer.
Baca juga:
Gunung Ibu di Malut lontarkan kolom abu setinggi 800 meter
PVMBG imbau warga tak beraktivitas dalam radius 2 km dari Gunung Ibu
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022