• Beranda
  • Berita
  • Pemprov Jateng gandeng PDHI-perguruan tinggi percepat vaksinasi PMK

Pemprov Jateng gandeng PDHI-perguruan tinggi percepat vaksinasi PMK

19 Oktober 2022 12:49 WIB
Pemprov Jateng gandeng PDHI-perguruan tinggi percepat vaksinasi PMK
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan perguruan tinggi guna mempercepat capaian penyuntikan vaksin untuk mengantisipasi penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Kalau percepatan, masalahnya adalah jumlah vaksinator. Tadi ada masukan-masukan dari teman-teman semua, ada dari PDHI yang siap membantu, nanti kami koordinasikan karena PDHI inikan juga ada cabang-cabangnya di kabupaten/ kota," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno di Semarang, Rabu.

Baca juga: Pemprov Jateng percepat vaksinasi cegah meluasnya PMK

Ia menjelaskan bahwa Jateng telah menerima 842 ribu dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat dan sudah disuntikkan sebanyak 504 ribu dosis pada hewan ternak, khususnya sapi dan kerbau.

"Kalau vaksin PMK, kami sudah 56 persen dari yang diberikan di Jateng, tapi kalau itu dibandingkan dengan populasi hewan ternak masih sekitar 23 persen. Tapi apapun, yang kami lakukan adalah bagaimana yang sudah dikirimkan ke Jawa Tengah akan segera disuntikkan," ujarnya.

Baca juga: Kasatgas PMK apresiasi kearifan lokal Jateng dengan Jogo Ternak

Menurut dia, seluruh dosis vaksin PMK yang telah diterima Jateng harus segera disuntikkan sesuai permintaan Satgas PMK Nasional sebelum ada pengiriman vaksin selanjutnya.

Ia menyebut terbatasnya tenaga vaksinator menjadi kendala menyuntikkan vaksin pada hewan ternak.

Selain PDHI, kata dia, perguruan tinggi juga akan dilibatkan menjadi vaksinator. Mahasiswa jurusan kedokteran hewan dan mahasiswa fakultas peternakan tingkat akhir akan dilibatkan menjadi vaksinator.

Baca juga: Ganjar usul penanganan wabah PMK berbasis zona

"Mereka akan diasesmen untuk bisa melakukan vaksinasi. Hal itu perlu dilakukan karena vaksinasi tidak bisa disuntikkan secara sembarangan," katanya.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022