Konsultan Nefrologi Anak RSHS Prof Dany Hilmanto mengatakan dari 12 anak itu, pasien yang berusia paling tinggi yakni 13 tahun. Sedangkan sisanya, kata dia, mayoritas berusia di bawah 6 tahun.
"Sampai hari ini ada total 12 orang, dan sekarang dalam perawatan ada tiga orang, ada di ICU satu orang, tapi yang satu orang lainnya sudah membaik, dan Insya Allah bisa pulang," kata Dany di RSHS Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Selama penanganan penyakit itu, dia mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar bisa segera mengetahui penyebab penyakit misterius tersebut.
Selain itu, menurutnya pihaknya juga merujuk kepada pedoman yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dalam penanganan penyakit gangguan ginjal akut pada anak.
Pedoman itu, kata dia, sudah memberikan alur penanganan secara jelas yang juga dipedomani dari fasilitas kesehatan tingkat puskesmas.
Sejauh ini, dia pun mengingatkan kepada masyarakat jika anak mengalami demam, batuk, atau pilek, selama 14 hari, maka dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan medis.
"Kalau masih normal-normal ya dipantau, kalau nggak normal ya pasien dibawa ke rumah saki rujukan, di pedomannya juga sudah disampaikan jelas," kata dia.
Sementara itu, Staf Divisi Nefrologi Dr Ahmedz Widiasta mengatakan 12 pasien itu berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, hingga sejumlah daerah di luar Bandung.
Dia mengatakan pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di berbagai wilayah untuk bisa mendeteksi penyakit itu sejak dini agar penanganan bisa lebih cepat dilakukan.
"Jadi banyaknya di bawah lima tahun, gejalanya itu seperti demam yang tidak terlalu tinggi, muntah, batuk, dan pilek," kata Ahmedz.
Baca juga: IDAI telusuri temuan kasus gagal ginjal akut pada anak di Banyumas
Baca juga: BPOM beri panduan konsumsi obat sirup
Baca juga: Wamenkes: Penjualan obat sirup dihentikan sementara selama investigasi
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022