Pernyataan itu muncul setelah seorang pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina siap merebut kembali Kota Kherson dan meminta penduduk untuk mengungsi.
Kherson menjadi pusat populasi terbesar yang direbut Rusia selama invasinya di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan wilayah itu kini resmi menjadi bagian dari Rusia. Klaim Putin itu tidak diakui oleh Ukraina dan Barat.
Baca juga: Pasukan Rusia kalah di Kherson, warga sipil Ukraina diminta mengungsi
"Kurang dari sebulan telah berlalu sejak pengumuman (Rusia) yang angkuh tentang aneksasi Kherson dan konser serius di Lapangan Merah, ketika mereka yang mengaku 'pemerintah kota'... secara resmi mengevakuasi (warga) sebagai antisipasi serangan balasan Ukraina," kata Podolyak di Twitter.
"Kenyataan bisa menyakitkan jika Anda hidup di dunia fantasi yang fiktif."
Sebelumnya pada hari yang sama, Gubernur Kherson, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia, mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengevakuasi sekitar 50.000 sampai 60.000 warga sipil selama enam hari ke depan, di tengah meningkatnya tekanan dari serangan balasan Ukraina.
Pasukan Rusia di Kherson telah dipukul mundur oleh tentara Ukraina sejauh 20-30 kilometer dalam beberapa minggu terakhir dan berisiko terjepit di tepi barat Sungai Dnipro.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia akan evakuasi 10 ribu orang per hari dari Kherson di Ukraina
Baca juga: Rusia ratifikasi aksesi Donetsk, Lugansk, Zaporizhzhia, dan Kherson
Pewarta: Anton Santoso
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022