Tiga petugas dan lima pengunjung meninggal setelah dua ledakan terjadi pada pukul 09.40 waktu setempat di dekat gerai paket di penjara peninggalan era kolonial di Yangon tersebut, menurut portal berita independen Myanmar Now.
Stasiun televisi milik pemerintah MRTV mengatakan ledakan tersebut disebabkan oleh "ranjau di dalam paket".
Seorang saksi yang terluka mengatakan tembak-menembak juga terjadi setelah bom meledak di dekat gerai paket.
Dia mengatakan para prajurit di penjara itu menembak ketika merespons ledakan.
"Setelah saya mendengar ledakan, saya lari dan saat itulah saya terluka. Para prajurit... di gerbang masuk menembak serampangan," kata saksi itu, yang menolak disebut namanya dengan alasan keamanan.
Polisi berada di lokasi kejadian dan memeriksa lokasi ledakan tidak lama setelah kejadian, menurut laporan media.
Staf penjara dan kurir yang cedera parah telah dievakuasi dari penjara, sementara korban yang tidak mengalami cedera parah dirawat di pertokoan terdekat, menurut BBC Burma.
Sejumlah kasus, yang akan disidangkan di gedung pengadilan dekat penjara, dibatalkan setelah ledakan itu, menurut laporan media.
Insein merupakan penjara paling terkenal di Myanmar dan ribuan tahanan politik telah dikirim ke penjara itu sejak kudeta militer tahun lalu.
Kelompok-kelompok aktivis mengutuk insiden itu dan mendesak para pelakunya untuk "bertanggung jawab atas perbuatan mereka".
STA, salah satu kelompok pemberontak yang melawan kediktatoran militer di Myanmar, telah melakukan beberapa serangan, termasuk di kantor imigrasi Thingyunkyun pada Agustus.
Sumber: Reuters
Baca juga: Aung San Suu Kyi dihukum penjara 3 tahun atas tuduhan korupsi
Baca juga: PBB: Pemilu yang direncanakan junta Myanmar bisa jadi muslihat
Baca juga: PBB serukan penghentian penjualan senjata ke Myanmar
Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022