• Beranda
  • Berita
  • Pertamina dan ORMAT kolaborasi kembangkan PLTP teknologi binary

Pertamina dan ORMAT kolaborasi kembangkan PLTP teknologi binary

20 Oktober 2022 11:55 WIB
Pertamina dan ORMAT kolaborasi kembangkan PLTP teknologi binary
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury (paling kanan) menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT ORMAT Geothermal Indonesia dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan teknologi binary di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022). ANTARA/HO-PGE.

teknologi binary unit merupakan fasilitas yang memanfaatkan brine (cairan /air panas bumi) untuk menghasilkan listrik sebelum brine tersebut diinjeksi kembali ke dalam bumi, sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan.....

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE), dan PT ORMAT Geothermal Indonesia melakukan kerja sama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan teknologi binary atau binary plant.

Langkah itu 
untuk mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan, kata  Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan studi bersama untuk pengembangan teknologi binary antara PGE dan ORMAT dapat mengakselerasi pengembangan panas bumi di Indonesia. Apalagi potensi pengembangan panas bumi dengan implementasi teknologi binary di wilayah kerja panas bumi PGE dapat meningkatkan kapasitas terpasang hingga 210 megawatt (MW).

Baca juga: PGE raih 3 penghargaan Dharma Karya Muda dari Kementerian ESDM

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto dan Direktur Utama PT ORMAT Geothermal Indonesia dan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).

Ahmad menjelaskan teknologi binary unit merupakan fasilitas yang memanfaatkan brine (cairan /air panas bumi) untuk menghasilkan listrik sebelum brine tersebut diinjeksi kembali ke dalam bumi, sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan. Saat ini, teknologi binary telah diaplikasikan di PGE Area Lahendong, Sulawesi Utara dengan kapasitas 500 kW sebagai proyek percontohan penerapan binary cycle di wilayah kerja PGE.

Menurut Ahmad, keunggulan dari teknologi ini dari sisi hulu pembangunan binary unit tidak memerlukan pemboran sumur baru sehingga lebih cepat dan risikonya lebih rendah. Dari sisi konstruksi pembangunannya juga lebih cepat karena sistemnya modular sehingga investasinya juga lebih efisien.

“Kami berharap kolaborasi yang dilakukan oleh PGE dan ORMAT ini dapat menjadi milestone perkembangan panas bumi di Indonesia, “ujar Ahmad.

Baca juga: GeoDipa percepat pengembangan panas bumi dengan bangun 2 unit PLTP

Dalam menjalankan bisnis, lanjut Ahmad, PGE terus berkomitmen untuk mengembangkan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.

Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.

“Komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan goals 7 (energi bersih dan terjangkau), goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals),” katanya.

PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 GW, sebanyak 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama.

 Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022