Moeldoko mengaku selama ini baru membaca perkembangan kasus tersebut dari media saja, demikian disampaikan kepada wartawan selepas peluncuran Buku Laporan Capaian Kinerja Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin Tahun 2022 di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis.
"Nanti saya segera komunikasi dengan Menkes ya langkah-langkahnya seperti apa, aku juga baru baca di media. Tapi ini sebuah isu yang perlu disikapi memang, karena ini kan membingungkan masyarakat," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko masyarakat berhak dan perlu diberi klarifikasi serta penjelasan mengenai obat-obatan apa saja yang perlu mendapat perhatian khusus berkenaan dengan maraknya kasus gagal ginjal akut pada anak ini.
"Sehingga masyarakat tidak bisa sembarangan. Makanya kita (akan) komunikasikan ke Menkes untuk kasih penjelasan kepada publik. Dan masyarakat supaya tidak bingung. Kalau bingung masih oke, kalau salah memilih dan digunakan kan bahaya," ujarnya.
Baca juga: Ikatan Apoteker: Resep obat sirop perlu pertimbangan risiko-manfaat
Sebelumnya Menkes Budi Gunadi sudah sempat menyampaikan hasil penelitian yang menemukan adanya tiga zat berbahaya dalam obat-obatan sirop yang dikonsumsi pasien anak gagal ginjal akut yakni ethylene glycol (EF), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (DEG).
Menkes menyatakan bahwa ketiga zat kimia itu seharusnya tidak ada dalam obat-obatan sirop, dan kalaupun ada harus sangat sedikit kadarnya.
Menkes mengatakan saat ini jumlah anak usia di bawah lima tahun yang teridentifikasi mengalami gagal ginjal akut sudah mencapai 70-an per bulan.
"Balita yang teridentifikasi gagal ginjal akut mencapai 70-an per bulan, realitasnya pasti lebih banyak dari ini, dengan laju angka kematian mendekati 50 persen," kata Budi Gunadi.
Berdasarkan laporan per 18 Oktober telah ditemukan 206 kasus gagal ginjal akut pada anak di 20 provinsi dengan angka kematian mencapai 99 anak.
Baca juga: YLKI: Kemenkes mestinya tarik peredaran produk obat sirop
Baca juga: 12 anak di Sumbar meninggal akibat gangguan ginjal akut
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022