Direktur Utama RSUP Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengatakan tuberkulosis adalah salah satu penyakit infeksi yang saat ini masih menjadi masalah di seluruh dunia dan Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah kasus terbanyak setelah India dan China.
"Dalam penanggulangan TBC memerlukan koordinasi dan kerja sama dengan semua pihak, termasuk dari rumah sakit. Oleh karena itu, program pengampuan ini menjadi salah satu hal yang penting dalam upaya meningkatkan notifikasi dan menurunkan angka kematian akibat TBC," ujarnya dalam webinar bertajuk "Program Pengampu Tuberkulosis di Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pakar sebut delapan aspek penting pengendalian tuberkulosis
Baca juga: Stigma dan diskriminasi kepada pasien hambat Indonesia bebas TB 2030
Pada Oktober 2022, RUSP Persahabatan melaksanakan proyek percontohan untuk program pengampuan tersebut pada dua rumah sakit di Banten, yaitu RSUD Banten dan RSUD Berkah.
Agus menuturkan pihaknya akan memperluas program pengampuan itu ke berbagai wilayah di Indonesia dengan melibatkan rumah sakit vertikal sebagai pengampu, sehingga proses jejaring pengampuan dapat berjalan maksimal sampai tahun 2024.
Jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia diperkirakan mencapai 824 ribu kasus. Namun, pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 393.323 atau 48 persen. Sekitar 52 persen kasus TBC yang belum ditemukan atau sudah ditemukan tetapi belum dilaporkan.
Kasus tuberkulosis paling banyak di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Hingga September 2022, Kementerian Kesehatan mencatat angka cakupan penemuan dan pengobatan TBC adalah sebesar 39 persen (target satu tahun TC 90 persen) dan angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 74 persen (target SR 90 persen).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta RSUP Persahabatan untuk bisa melakukan identifikasi kasus TBC dengan data tentang nama dan alamat (by name and by address) sebanyak 90 persen dari angka 824 ribu kasus tersebut pada tahun 2024.
Menurutnya, jika kasus itu tidak teridentifikasi segera, bisa memperparah kondisi karena tuberkulosis adalah penyakit yang menular.
"Saya tidak terlalu mengkhawatirkan pengobatannya, karena kalau kita sudah bisa mendapatkan by name dan by address seharusnya kita bisa mengobati mereka," kata Budi.
Baca juga: Pemerintah berupaya mendeteksi 90 persen kasus TBC pada 2024
Baca juga: Kemenko PMK dorong percepatan penanggulangan tuberkulosis
Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit tuberkulosis pada tahun 2030 dengan target nilai insiden 65 per 100 ribu penduduk dengan angka kematian enam per 100 ribu penduduk.
Sebanyak 91 persen kasus tuberkulosis di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. Saat ini, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah, di antaranya Banten, Gorontalo, Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.
"RSUP Persahabatan sudah kami tunjuk sebagai rumah sakit pengampu untuk program TBC di seluruh Indonesia," pungkas Budi.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022