• Beranda
  • Berita
  • Wall Street ditutup jatuh di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi

Wall Street ditutup jatuh di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi

21 Oktober 2022 06:07 WIB
Wall Street ditutup jatuh di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters/pri.
Indeks-indeks utama Wall Street turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan oleh momentum lanjutan kenaikan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS ketika data pasar tenaga kerja dan komentar dari pejabat Federal Reserve memperkuat ekspektasi bank sentral akan agresif dalam menaikkan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 90,22 poin atau 0,3 persen, menjadi menetap di 30.333,59 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 29,38 poin atau 0,8 persen, menjadi ditutup di 3.665,78 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 65,67 poin atau 0,61 persen, menjadi berakhir di 10.614,84 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor utilitas dan industri masing-masing terpangkas 2,51 persen dan 1,91 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor jasa-jasa komunikasi naik 0,36 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan melanjutkan kenaikannya ke atas 4,2 persen pada Kamis (20/10/2022), level tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Imbal hasil pada surat utang pemerintah 2-tahun yang sensitif terhadap kebijakan juga menguat.

Pasar ekuitas biasanya bergerak negatif dengan imbal hasil obligasi, karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi akan membuat investasi ekuitas menjadi kurang menarik.

Saham-saham AS semula naik di awal sesi, didorong oleh kenaikan saham ternama seperti IBM yang melonjak 4,73 persen setelah perusahaan jasa TI itu mengalahkan perkiraan laba kuartalan pada Rabu (19/10/2022) dan mengatakan pihaknya memperkirakan akan melampaui target pertumbuhan pendapatan setahun penuh. AT&T Inc juga melonjak 7,72 persen setelah menaikkan perkiraan laba tahunannya.

Tetapi saham-saham tidak dapat menahan kenaikannya karena klaim pengangguran mingguan yang kuat dan komentar dari Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker memperkuat kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga Fed dan berpotensi memiringkan ekonomi ke dalam resesi.

Harker mengatakan The Fed belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendeknya karena inflasi yang tinggi terus berlanjut, membantu mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun ke level tertinggi sejak Juni 2008 di 4,239 persen.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (20/10/2022) bahwa klaim pengangguran awal negara itu, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 12.000 menjadi 214.000 dalam pekan yang berakhir 15 Oktober. Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru menjadi total 230.000.

The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan indeks ekonomi terkemuka AS turun 0,4 persen pada September dan lintasan penurunan yang terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan "resesi semakin mungkin terjadi sebelum akhir tahun."


Baca juga: Wall St ditutup jatuh, kenaikan imbal hasil bayangi laba perusahaan
Baca juga: Wall Street berakhir menguat ditopang laba perusahaan dan data ekonomi
Baca juga: IHSG berpeluang menguat hari ini, ikuti kenaikan Wall Street

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022