• Beranda
  • Berita
  • BI: Indonesia waspada namun optimistis hadapi gejolak ekonomi global

BI: Indonesia waspada namun optimistis hadapi gejolak ekonomi global

21 Oktober 2022 13:43 WIB
BI: Indonesia waspada namun optimistis hadapi gejolak ekonomi global
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti dalam Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan No.39 September 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat (21/10/2022). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.

Kita waspada karena gejolak, volatilitas, ataupun tekanan yang terjadi di ekonomi global setidaknya akan masuk mempengaruhi ekonomi Indonesia

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan Indonesia tetap harus waspada namun optimistis dalam menghadapi gejolak ekonomi global ke depannya.

"Kita waspada karena gejolak, volatilitas, ataupun tekanan yang terjadi di ekonomi global setidaknya akan masuk mempengaruhi ekonomi Indonesia," ungkap Destry dalam Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan No.39 September 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat.

Kendati begitu, dirinya menekankan Indonesia tetap harus optimistis lantaran Indonesia memiliki daya dukung ekonomi yang cukup bervariasi dan solid, ditambah Indonesia mempunyai ekonomi domestik yang cukup kuat, baik didukung dengan konsumsi masyarakat hingga potensi ekonomi lainnya yang luar biasa.

Indonesia sejauh ini masih dalam posisi yang cukup baik, dimana perekonomian pada kuartal kedua tahun 2022 masih bisa tumbuh di atas 5 persen dan diperkirakan untuk sepanjang tahun 2022 akan tumbuh di antara 4,5 persen hingga 5,3 persen.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2022 sangat didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat, yaitu dari konsumsi, investasi, dan ekspor, yang keseluruhannya menopang perbaikan perekonomian.

Meski Indonesia turut mengalami peningkatan inflasi seperti negara lain, Destry menuturkan inflasi domestik pada September 2022 sedikit meningkat namun masih dalam batas toleransi, yakni 5,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

"Salah satu penyumbang inflasi yang terbesar adalah inflasi di sektor pangan atau volatile food yang dalam dua bulan terakhir sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan," ucap dia.

Oleh karena itu, dia menekankan sinergi kebijakan dalam menangani stabilitas ekonomi dan mendorong pemulihan ekonomi sangat diharapkan, khususnya untuk penanganan inflasi.

Pemerintah selain mempunyai Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPIP dan TPID), juga menggelar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dalam dua bulan terakhir dilakukan di daerah sehingga inflasi pangan sudah menurun perlahan.


Baca juga: Sri Mulyani ajak profesi keuangan waspada di tengah tantangan global
Baca juga: Bank BTN optimistis capai target bisnis di tengah gejolak ekonomi
Baca juga: Menperin kumpulkan asosiasi industri antisipasi gejolak ekonomi global

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022