“Terkait hal ini, kami terus mengadakan semacam edukasi dan sosialisasi sebagai upaya mitigasi dalam mengatasi penyebarluasan virus intoleransi, radikalisme dan terorisme di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kalbar,” kata dia, di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, seminar yang di selenggarakan Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalimantan Barat di Pontianak ini tidak hanya dihadiri para tokoh-tokoh pesantren saja.
Baca juga: Kemenag: Moderasi beragama dilirik bangsa lain mempererat keberagaman
Tetapijuga dari unsur-unsur pemerintah provinsi, kabupaten/kota di Kalbar serta tokoh-tokoh lintas etnis dan agama merupakan hal yang sangat strategis dalam upaya untuk bersatu padu menyatukan pemahaman seluruh pemangku kepentingan untuk dapat memilah mana hal-hal yang baik dan tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kami berharap hasil pembicaraan di seminar kebangsaan yang juga di hadiri gubernur Kalbar, Pangdam XII/Tpr, kepala Polda Kalbar dan Ketua Umum IPI ini dapat menjadi rujukan bersama agar dapat membangun semangat kerukunan bersama dalam menghadapi masalah-masalah di Kalbar,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengingatkan agar masyarakat dan seluruh komponen di masa ini agar selalu waspada terhadap musuh-musuh bangsa yang tidak kelihatan, berbeda dengan masa-masa perjuangan di mana musuh-musuh itu jelas, yaitu penjajah Belanda dan Jepang.
“Namun, kembali kami mengingatkan musuh bangsa dan negara kita saat ini adalah virus yang dikembangkan oleh orang-orang radikal, yaitu berupa virus intoleransi, radikalisme dan terorisme. Mereka-mereka ini sengaja mengembangkan virus-virus tersebut untuk mempengaruhi anak bangsa kita yang nantinya mereka ini digunakan menyerang dan memusuhi bangsanya sendiri dengan berkedok agama,” kata dia.
Baca juga: Kemenag siapkan penggerak penguatan moderasi beragama dunia digital
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, mengatakan, Pemprov Kalbar sangat mendukung segala upaya dalam mencegah penyebaran paham-paham yang dapat mengganggu stabilitas keamanan dan persatuan serta kesatuan masyarakat khususnya di seluruh wilayah Kalbar.
“Karena iklim kondusif di seluruh wilayah Kalbar sangat kami butuhkan dalam melakukan kegiatan pembangunan. Di mana terwujudnya kondisi keamanan yang baik yang sudah kita rasakan bersama ini, sehingga dapat membangun dan menurunkan angka kemiskinan di Kalbar,” kata Sutarmidji.
Ia mengatakan angka kemiskinan Kalbar saat ini di bawah angka kemiskinan nasional yaitu 6,73 dan berkat kondisi kondusif tersebut melalui pembangunan yang telah dilakukan, sehingga angka kemiskinan Kalbar terus menurun.
“Indikator ini menujukkan bahwa iklim kondusif di Kalbar bisa membuat pemerintah provinsi hingga pemerintah kabupaten/kota di Kalbar bisa membangun semuanya. Saya berharap iklim kondusif seperti ini dapat terus di pertahankan dan di tingkatkan, salah satunya dengan kebersamaan kita dalam mencegah penyebaran virus intoleransi, radikalisme dan terorisme,” ujarnya.
Baca juga: Dialog kerukunan umat Budha perkuat moderasi beragama di Maluku
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum DPP IPI, Abdul Muhaimin, dengan mengatakan IPI sangat mendukung upaya-upaya para pihak dalam mencegah penyebaran paham-paham seperti intoleransi, radikalisme dan terorisme yang dapat merusak kesatuan dan persatuan bangsa dan mengganggu stabilitas keamanan bangsa dan negara.
"Melalui upaya-upaya nyata yang kami lakukan bersama BNPT ini diharapkan mampu menguatkan ajakan kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI dari unsur-unsur yang dapat merusak,” katanya.
Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022