• Beranda
  • Berita
  • JMFW, "perahu" Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia

JMFW, "perahu" Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia

21 Oktober 2022 17:04 WIB
JMFW, "perahu" Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia
Koleksi Dear Dein x Atas Bawah untuk Parade Fashion Show 3 dalam Jakarta Muslim Fashion Week 2022 di ICE BSD, Kamis (20/10/2022). (ANTARA/Livia Kristianti)
Untuk pertama kalinya, Kementerian Perdagangan menggandengkan perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) bersama gelaran pameran dagang terbesar di Asia Tenggara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37. Sebelumnya, bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kemendag memulai debut JMFW sejak 2021.

Kedatangan 2.288 buyer dari 176 negara sahabat, TEI diharapkan berdampak signifikan terhadap JMFW 2023. Sehingga, JMFW semakin maksimal melaju menuju cita-cita Indonesia sebagai kiblat fesyen Muslim dunia.

Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim dunia memiliki keunikan tersendiri, karena keragaman budaya yang bisa menjadi kekuatan untuk dapat merajai pasar global.

Menjadi kiblat fesyen Muslim dunia sama saja membuka peluang ekspor busana Muslim seluas-luasnya. Saat ini, nilai ekspor baju Muslim Indonesia pada semester I-2022 mencapai 2,8 miliar Dolar AS atau naik 39 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 2,04 miliar Dolar AS.

Dengan pakaian Muslim RI di pasar global yang masih tergolong kecil, yakni hanya 1,86 persen, Indonesia menempati posisi 13 eksportir pakaian Muslim dunia. Hal tersebut membuka mata Indonesia bahwa peluang yang ada masih sangat besar dan tak boleh terlewatkan.

Hal tersebut patut dipersiapkan, mengingat pengeluaran wanita Muslim global untuk fesyen mencapai 44 miliar Dolar AS pada 2016-2017. Pada 2024, belanja fesyen konsumen Muslim global diestimasi akan mencapai 311 miliar Dolar AS.

Di dalam negeri, industri fesyen Muslim juga menunjukkan perkembangan yang membahagiakan. Pada 2021, industri tersebut tumbuh 18,2 persen, dengan total konsumsi mencapai Rp300 triliun. Tidak hanya itu, ekspor fesyen Muslim juga meningkat signifikan hingga 12,5 persen atau mencapai 4,6 miliar Dolar AS pada 2021.

Wakil Presiden KH Ma’Ruf Amin saat meresmikan gelaran JMFW menyebut, bisnis fesyen Muslim memiliki prospek cerah. Dengan peningkatan permintaan terhadap produk fesyen Muslim oleh konsumen dunia ditambah dengan semakin menguatnya industri fesyen Muslim Indonesia, sudah sewajarnya Indonesia memiliki visi menjadi pusat fesyen Muslim global.

Penyelenggaraan JMFW diharapkan mampu meningkatkan kesadaran akan potensi besar bisnis fesyen Muslim, sehingga seluruh pemangku kepentingan semakin peduli untuk memajukan industri ini. Wapres berharap, penggunaan pakaian Muslim produk dalam negeri semakin marak, terutama produk usaha kecil dan menengah (UKM).

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan kegiatan JMFW menjadi salah satu bentuk komitmen Kemendag untuk mendorong merek fesyen Muslim dari seluruh Indonesia untuk bisa menembus pasar ekspor.

JMFW kini menjadi ekosistem baru yang melibatkan peran akademisi untuk mengembangkan talenta baru yang kompeten untuk menghasilkan karya sesuai selera pasar. Para buyer asal Prancis, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Spanyol, Meksiko, Vietnam, dan Nigeria terdaftar untuk menghadiri JMFW yang akan menampilkan ratusan produk pakaian Muslim tersebut.

Tidak main-main, sebelum menggelar JMFW 2023 , Kemendag melakukan kurasi di lima kota besar di Indonesia, yang diikuti para desainer Tanah Air untuk menampilkan koleksi fesyen Muslim terbaik nasional di mata para buyer dari berbagai negara. Kelima kota tersebut adalah Bandung, Medan, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.

Penjaringan tersebut mendapat sambutan meriah dari para pelaku fesyen Tanah Air, salah satunya Brilianto atau akrab disapa Bian. Dengan merek dagang Brilianto, Bian mengikuti kurasi di Yogyakarta, namun gagal. Tak patah arang, Bian kemudian mengikuti kurasi di kota terakhir Surabaya, hingga berhasil lolos untuk menampilkan koleksinya di JMFW 2023.

Awalnya, merek pakaian asal Palembang itu memproduksi pakaian sehari-hari nonmuslim berbahan wastra Nusantara, salah satunya kain jumputan. Melihat potensi pasar fesyen Muslim yang begitu besar dan dibarengi dukungan pemerintah yang maksimal terhadap fesyen Muslim, usaha Bian akhirnya bergeser menjadi memproduksi pakaian tertutup yang ramah Muslimah.

Tak tanggung-tanggung, Bian langsung mempelajari prinsip-prinsip untuk memproduksi fesyen Muslim, misalnya dari ukurannya yang harus longgar, warna yang tidak mencolok, dan menggunakan motif selain makhluk hidup. Bian mengaplikasikan pakem-pakem tersebut pada koleksi Brilianto, namun tetap mempertahankan kekhasannya, yakni mengangkat keindahan kain Indonesia.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Bian, hingga akhirnya Brilianto hanya memproduksi pakaian sopan atau modest ware. Kini, Brilianto siap menampilkan koleksi terbaiknya pada 22 Oktober 2022 di panggung JMFW 2023.


Peluang Indonesia

Indonesian Fashion Chamber, rumah bagi 300 perancang mode profesional Indonesia, tak henti mendukung Indonesia menjadi pusat mode Muslim dunia. Menurut Chairmain Indonesia Fashion Chamber Ali Charisma, JMFW dapat menjadi jembatan untuk mewujudkannya.

JMFW digelar di waktu dan tempat yang sama dengan TEI ke-37, yakni 20-22 Oktober 2022 di hall 3A Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Banten. Dalam rangkaiannya, JMFW juga dimeriahkan oleh pameran 1.000 koleksi pakaian Muslim lokal dari 144 perancang busana.

Menurut Ali, peluang fesyen Muslim Indonesia sangat terbuka di pasar global, karena Indonesia memiliki semua mode fesyen Muslim yang ada di dunia, mulai dari busana syar’i, hingga pakaian Muslim yang trendi dan modern. Namun yang perlu diingat adalah perancang busana lokal harus memahami benar keinginan pasar di masing-masing negara yang ingin dibidik.

Menyesuaikan keinginan pasar dengan memasukkan unsur-unsur etnik Nusantara menjadi salah satu kunci menyentuh pasar dunia sekaligus memunculkan kekhasan Indonesia dalam setiap desainnya. Hal yang tak kalah penting adalah mengetahui kegunaan dari busana yang dihasilkan di negara tujuan ekspor, mengingat tidak semua negara memiliki musim yang sama dengan Indonesia.

Dengan demikian, peluang fesyen Muslim Indonesia untuk dikenal di mata dunia akan semakin luas. Selain itu, potensi transaksi yang diraih juga semakin besar. Tentu saja, JMFW bukan tujuan akhir, melainkan sebagai langkah awal untuk menarik perhatian global. JMFW merupakan "perahu" menuju kapal yang lebih besar, lebih kuat, dan melaju lebih kencang, menuju cita-cita kiblat fesyen Muslim dunia.

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022