• Beranda
  • Berita
  • Lima anak balita di Kepri meninggal dunia akibat gagal ginjal akut

Lima anak balita di Kepri meninggal dunia akibat gagal ginjal akut

22 Oktober 2022 17:42 WIB
Lima anak balita di Kepri meninggal dunia akibat gagal ginjal akut
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri. ANTARA/Yude.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengkonfirmasi lima orang anak balita  di Kepri meninggal dunia akibat gagal ginjal akut misterius dan satu orang anak masih menjalani perawatan.

"Benar, laporan yang kita terima sudah lima anak yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Satu lainnya masih dalam perawatan di Batam. Total ada 6 anak yang usianya semua masih di bawah 5 tahun," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Mohammad Bisri saat dikonfirmasi di Batam, Sabtu (22/10).

Kelima orang anak balita tersebut diketahui dua orang berasal dari Kabupaten Karimun, satu dari Kota Batam, satu orang dari Kota Tanjung Pinang dan satu lagi dari Kabupaten Bintan.

Bisri mengungkapkan, saat ini kasus tersebut masih menjadi pertanyaan dan pihaknya masih mendalami apa sebenarnya penyebab anak-anak tersebut bisa terkena gagal ginjal akut.

Karena dari data yang dia terima dari pihak rumah sakit, kasus pertama anak yang terkena gagal ginjal akut di Kepri dilaporkan pada awal Agustus lalu.

"Kasus pertama dilaporkan pada awal Agustus lalu, ini menjadi pertanyaan bagi saya, karena kalau memang karena obat sirup, harusnya sudah muncul dari dulu. Ketakutan kita adalah kasus ini akan semakin bertambah," ungkapnya.

Namun meski demikian, Bisri terus mengimbau kepada orang tua yang memiliki anak kecil agar segera dibawa menuju Puskesmas atau Rumah Sakit saat diketahui mengalami gejala demam. Apalagi kalau anak sudah mengalami kesulitan buang air kecil, di saat anak masih mengkonsumsi obat berbentuk cair atau sirup.

"Kalau sudah tidak bisa buang air kecil itu sudah masuk stadium tiga. Biasanya ada orangtua yang hanya membeli obat demam sirup bagi anak, sebelum dibawa ke dokter. Dan lebihnya lagi, karena anak belum sembuh dosis obat ditambah, dari dua kali sehari jadi tiga kali sehari. Tindakan itu sangat berbahaya bagi anak," ucap Bisri.

Baca juga: Perhatikan frekuensi buang air kecil anak cegah gagal ginjal akut
Baca juga: Kandungan obat sirop diduga tercemar saat kontrol kualitas bahan baku

Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022