Berlaga di Platinum Arena, Malang, Jawa Timur, Sabtu, Jesita/Febi takluk dua gim langsung dengan skor 11-21, 13-21.
Pada pertandingan ini, Jesita/Febi mengakui ganda putri Jepang tampil apik dengan banyak menekan mereka sehingga takluk dalam tempo 31 menit.
"Kami harus mengakui bahwa lawan tampil lebih baik ketimbang kami. Sebagai satu-satunya wakil ganda putri Indonesia yang masih tersisa kami sejatinya sedikit mendapat tekanan, tapi hal itu bukan menjadi alasan," kata Jesita, dalam rilis PBSI, Sabtu.
Kekalahan itu tak membuat Jesita/Febi kehilangan asa, namun sebaliknya mereka bertekad ingin memberikan yang terbaik di turnamen berikutnya.
Baca juga: Komang tak mau jadikan cedera alasan kegagalan di Indonesia Masters
Ke depan, pasangan yang memulai debut di Indonesia International Challenge 2022 itu mengaku pasrah jika nantinya akan tampil dengan pasangan baru saat tampil di turnamen berikutnya.
Jesita/Febi tentu berharap selalu bersama mengingat "chemistry" satu di antaranya sudah saling mengenal.
"Kami belum tahu dipasangkan sampai kapan, yang jelas kami akan memberikan yang terbaik pada setiap turnamen yang diikuti," ujar Jesita.
"Yang jelas kami senang dengan bisa lolos sampai babak semifinal di sini. Target kami pribadi sejauh ini terpenuhi," tambah Jesita, mantan pasangan dari Lanny Tria Mayasari tersebut.
Ganda putri Jepang mendominasi turnamen BWF World Tour Super 100 tersebut di sektor ganda putri, seusai meloloskan dua wakilnya pada partai pemungkas.
Rena/Ayako nantinya akan berhadapan dengan rekannya sendiri sesama ganda putri Negeri Matahari Terbit, yakni Rui Hirokami/Yuna Kato di partai final Indonesia Masters 2022.
Unggulan pertama turnamen berhadiah total 81 ribu dolar AS itu ke final seusai mengalahkan pasangan Korea Selatan, Kim Min Ji/Seung Yeon Seong lewat pertarungan "rubber game" dengan skor 21-19, 18-21, 21-17.
Baca juga: Giliran Jafar/Aisyah terhenti di semifinal Indonesia Masters 2022
Baca juga: Tuan rumah nirgelar pada sektor tunggal putri Indonesia Masters 2022
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022