"Penanganannya kami dibantu Pemprov Jatim dan BBWS. Kita menyiapkan sabuk air di sekitar bukit, sehingga nanti jika terjadi hujan susulan tidak akan menambah beban longsoran. Tetapi air bisa teralirkan ke parit terdekat dan sungai terdekat," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin usai meninjau longsor di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Sabtu.
Sabuk air dibangun melingkari bukit, di atas area longsor yang terdapat pemukiman warga. Pengerjaan dilakukan dengan mengerahkan alat berat serta swadaya masyarakat.
Sementara upaya pembuatan sabuk air dilakukan, 37 KK yang bermukim di 32 bangunan rumah sementara diungsikan di rumah-rumah penduduk yang aman.
Baca juga: Ratusan warga diungsikan dampak tanah longsor di Trenggalek
Baca juga: Bencana longsor terjadi sporadis di Trenggalek
Kondisi cuaca di wilayah Trenggalek sampai saat ini masih kerap diliputi mendung pekat dan beberapa kali turun hujan.
Cuaca yang masih tidak menentu ini membuat warga was-was. Barang-barang serta harta benda termasuk ternak telah mereka evakuasi.
Warga sesekali melihat kondisi rumah mereka yang ada di sekitar lokasi longsor. Namun menjelang petang atau turun hujan, mereka akan segera kembali ke pengungsian untuk menghindari risiko longsor susulan.
Pemkab Trenggalek berencana merelokasi mereka ke tempat baru, sebab pemukiman yang ada di sekitar titik longsor dinilai rawan.
Retakan-retakan tanah disebut Arifin sudah menyebar dengan kelebaran lebih dari 10 centimeter, sehingga jika terjadi hujan air diyakini bakal mengisi kantong-kantong rekahan yang membuat tanah labil sehingga longsor kian meluas.
Longsor di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan ini disebut yang terparah dengan korban terdampak paling banyak.
Sejak Minggu (17/10), bencana tanah longsor mendera wilayah tersebut di 51 desa yang tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Trenggalek, Dongko, Suruh, Gandusari, Bendungan, Tugu, Kampak serta Pule.
Baca juga: Daerah diterjang banjir dan longsor di Trenggalek terus bertambah
Baca juga: Banjir dan tanah longsor sebabkan kerusakan prasarana di Trenggalek
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022