Kolaborasi ini dijalankan akibat banyaknya keresahan para pelaku UMKM di bidang fesyen terkait masalah dan tantangan seperti mahalnya harga bahan baku, karena banyaknya perantara dan produsen yang tidak resmi.
Untuk mengatasi masalah itu semua, Wifkain menghadirkan layanan Manufacturing as a Service (MaaS), suatu layanan multifungsi yang memungkinkan pemilik bisnis fesyen untuk mendapatkan sumber bahan baku dan semua kebutuhan produksi bisnisnya secara lebih praktis.
"Wifkain selalu bertekad untuk membantu bisnis fashion di Indonesia dalam menyediakan berbagai kebutuhan produksi bisnis mereka melalui produk yang kami miliki. Untuk itulah, MaaS dan kolaborasi ini lahir demi mengatasi masalah produksi yang sering terjadi," ungkap Chief Executive Officer Wifkain, Sara Sofyan dalam keterangan resminya, Minggu.
Dalam hal ini, layanan MaaS dari Wifkain diklaim akan memberikan kemudahan bagi para pengusaha pengusaha untuk mendapatkan desain atau pola jahit yang sesuai dengan keinginan, serta memudahkan proses textile procurement, manufacturing, quality assurance, dan penyediaan logistik dengan cara yang lebih mudah dan cepat.
"Pemilik bisnis tidak perlu khawatir dalam membangun bisnis fashion mereka sebab, dengan adanya MaaS, mereka tidak perlu membuat pabrik untuk produksi sendiri." kata Sara.
Sebagaimana diketahui bersama, sejak tahun 2020, Wifkain telah membangun marketplace tekstil dan menyediakan ribuan jenis kain yang bersumber dari ratusan supplier di Indonesia untuk memfasilitasi kebutuhan para pemilik lini fesyen yang sebagian besar merupakan UMKM.
Hingga saat ini, Wifkain, yang berkantor pusat di Tangerang Selatan, sudah memiliki lebih dari 200 mitra pabrik di seluruh Pulau Jawa, Bali, Sumatra dan Kalimantan yang melayani produksi kecil hingga besar.
Dengan begitu, kolaborasi dengan KoinWorks sebagai mitra strategis yang akan menyediakan supply chain financing bagi mitra pabrik dan fashion brand yang menjadi partner dan klien Wifkain akan bisa lebih menggairahkan industri fesyen di Tanah Air.
KoinWorks sendiri merupakan pionir financial technology (fintech) lending di Indonesia yang kini mengembangkan berbagai layanan keuangan digital untuk bisnis maupun personal, dan telah memantapkan diri sebagai neobank untuk UMKM.
Chief Operating Officer dari KoinWorks Bernard Arifin mengatakan bahwa memberdayakan UMKM telah menjadi salah satu misi utama KoinWorks sejak pertama kali berdiri pada tahun 2016. Kami memiliki beragam produk pendanaan untuk UMKM, salah satunya supply chain financing yang kami sebut KoinInvoice.
"Saat ini, KoinWorks telah menjangkau lebih dari 2 juta pengguna dan berkontribusi pada digitalisasi UMKM untuk mendorong target pemerintah di tahun 2024 mendatang. Diharapkan dengan adanya kerja sama ini, tidak ada lagi bisnis yang mandek karena kurang permodalan maupun kendala arus kas," kata Bernard Arifin.
Sebagai informasi tambahan, industri fesyen menjadi salah satu industri dengan kontribusi terbesar dalam perekonomian Indonesia. Menurut Euromonitor International, bisnis fesyen memberikan kontribusi sebesar 18,01 persen dari Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia dengan Compound Annual Growth Rate/CAGR sebesar 9-10 persen untuk womenswear, menswear, dan childrenswear.
Selain itu, tekstil dan manufacturing menempati peringkat ke-12 di Asia Tenggara dengan pertumbuhan CAGR sebesar 5 persen.
Baca juga: Pelaku UMKM lokal bangga jadi pemasok suvenir resmi KTT G20
Baca juga: KemenKopUKM ajak pelaku tanaman hias transformasi ke ekosistem digital
Baca juga: PNM Serang gelar pelatihan 'community leaders' dukung UMKM naik kelas
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022