Proyeksi anggaran diatur untuk menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun fiskal 2023-2024 akan diturunkan menjadi 1,5 persen dari perkiraan 2,5 persen pada April. PDB juga akan diturunkan menjadi 3,25 persen dari 3,5 persen untuk 2022-2023, menurut rancangan anggaran dari Departemen Keuangan.
Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan belanja konsumen karena kenaikan harga-harga dan lonjakan suku bunga terbesar dalam beberapa dekade memotong anggaran rumah tangga.
Para pejabat juga memperingatkan bahwa ekonomi global yang melambat, khususnya sektor properti China yang tersendat-sendat, akan memukul pertumbuhan di Australia yang menikmati tingkat pengangguran terendah sejak 1970-an.
Baca juga: RBA peringatkan ekonomi melambat tajam karena inflasi melonjak
"Sementara kami memiliki banyak hal untuk kami, warga Australia belum kebal dari inflasi global yang merajalela, ketidakpastian yang meningkat, dan tekanan biaya hidup di dalam negeri," kata Chalmers dalam sebuah pernyataan, Senin.
"Hambatan ini pasti akan berdampak pada prospek pertumbuhan kami, dan warga Australia sudah merasakan tekanan dari harga-harga yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga."
Rekor harga komoditas dan pasar tenaga kerja yang booming diperkirakan akan memberikan keringanan anggaran dan analis memperkirakan defisit akan menyusut menjadi antara 25 miliar dolar Australia hingga 45 miliar dolar Australia, lebih rendah dari yang ditakutkan semula.
Baca juga: Dukung pemulihan ekonomi, Australia buka perbatasan untuk WNA
Tetapi Chalmers telah berulang kali memperingatkan warga Australia untuk mengharapkan "anggaran yang bertanggung jawab" dan mengatakan pemerintah hanya dapat memberikan dukungan biaya hidup terbatas karena takut menambahkan stimulus yang bertentangan dengan tujuan kenaikan suku bunga bank sentral Australia.
"Pertahanan terbaik melawan tantangan ekonomi ini adalah anggaran yang bertanggung jawab ... bersama dengan bantuan biaya hidup yang bertanggung jawab yang tidak akan membuat pekerjaan bank sentral lebih sulit," kata Chalmers kepada Australian Financial Review.
Baca juga: Pertumbuhan lemah ekonomi China angkat dolar AS dan tekan Aussie
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022