"Keberhasilan dari pelaksanaan aksi-aksi nyata, baik aksi mitigasi maupun adaptasi pengendalian perubahan iklim, memerlukan kerja sama dan kerja bersama," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi di Jakarta, Senin, dalam konferensi pers mengenai Festival Iklim 2022.
Menurut dia, pelaksanaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim membutuhkan peran aktif dari kementerian/lembaga, dunia usaha, pemerintah daerah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara luas.
Laksmi juga menggarisbawahi pentingnya peran kerja sama dengan komunitas internasional secara bilateral maupun multilateral serta kerja sama antar-pemerintah dan pemangku kepentingan yang lain dalam pelaksanaan kebijakan dan program pengendalian perubahan iklim.
Penyelenggaraan Festival Iklim dari 24 sampai 28 Oktober 2022 merupakan bagian dari upaya untuk membangun kerja sama dalam pelaksanaan aksi iklim.
Festival Iklim 2022 mengangkat tema "Tingkatkan Aksi Iklim untuk Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat", selaras dengan tema Presidensi G20 Indonesia, "Recover Together, Recover Stronger."
Festival tersebut juga merupakan bagian dari rangkaian persiapan Delegasi Indonesia menjelang Konferensi Para Pihak ke-27 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang akan diadakan di Mesir pada 6 sampai 18 November 2022.
"Saya berharap semoga acara Festival Iklim Tahun 2022 dapat bermanfaat bagi upaya kita bersama, dalam mengendalikan dampak perubahan iklim, serta bangkit dan pulih sehingga kita berhasil melewati masa-masa sulit ini," demikian Laksmi Dhewanthi.
Baca juga:
BRIN: Cuaca ekstrem indikasi nyata perubahan iklim
UNESCAP soroti pentingnya mitigasi dan adaptasi atasi perubahan iklim
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022