Ternyata kapasitas kita masih kecil sekali, sekitar seper sepuluh Vietnam dan Thailand. Jadi, ini harus menjadi cambuk buat kita mengejar ketinggalan yang jauh.
Direktur Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya mengatakan bahwa kapasitas dan pertumbuhan energi terbarukan Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam.
"Ternyata kapasitas kita masih kecil sekali, sekitar seper sepuluh Vietnam dan Thailand. Jadi, ini harus menjadi cambuk buat kita mengejar ketinggalan yang jauh," kata Berly pada seminar web bertajuk "Ancaman Resesi Global: Ekonomi Hijau di Persimpangan Jalan" di Jakarta, Senin.
Menurut data yang disampaikan, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Indonesia masih di bawah 500 megawatt (MW) pada 2020.
Baca juga: PLN dan SMI susun rencana investasi percepat transisi batu bara ke EBT
Kapasitas terpasang PLTS Thailand mencapai 3.000 MW dan PLTB mencapai 1.500 MW pada periode yang sama. Selain itu, kapasitas terpasang PLTS Vietnam mendekati 2.500 MW dan PLTB lebih dari 500 MW.
Jika dibandingkan dengan Filipina, kapasitas terpasang PLTS negeri jiran itu mencapai 1.500 MW dan PLTB mendekati 500 MW.
Padahal, Berly menyampaikan bahwa potensi energi baru terbarukan (EBT) Indonesia tinggi, dengan jenis EBT yang ada yakni PLTS, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), bioenergi, PLTB, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL).
Hingga Agustus 2021, bauran energi Indonesia yakni 65,60 persen berasal dari batu bara, 17,89 persen gas, 13,54 persen EBT, dan 3,75 persen minyak.
Baca juga: PLN kaji pengembangan pembangkit EBT bersama Medco dan Sumitomo
Berly menyampaikan, Indonesia harus melakukan transisi menuju ekonomi hijau, karena sebagai negara tropis, Indonesia memiliki risiko bencana banjir, topan, kebakaran hutan, dan naiknya level air laut.
Selain itu, kebutuhan untuk menurunkan krisis iklim sebagai mitigasi maupun adaptasi yang bersifat nasional.
Hal tersebut juga perlu dilakukan untuk menunaikan tiga janji kemerdekaan, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, ikut melaksanakan perdamaian dunia, dan meningkatkan kesejahteraan umum.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022