Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad menilai langkah Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta sudah tepat terkait gagal ginjal akut yang sudah menjangkiti puluhan anak di Jakarta.
Langkah-langkah seperti pendataan, sosialisasi dan edukasi yang mulai gencar dilakukan seperti di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) seluruh Jakarta dan lewat kanal lainnya, kata Idris, sudah tepat karena saat ini masih banyak masyarakat yang awam tentang penyakit yang diduga karena kandungan beberapa zat dalam obat cair ini.
"Puskesmas di wilayah jadi garda terdepan melakukan pendeteksian risiko, terutama di wilayah pemukiman padat penduduk," kata Idris di Jakarta, Senin.
Selain diberikan mengenai seluk beluk soal penyakit tersebut, Idris menyebut bahwa pengetahuan untuk mencegah terjadinya penyakit ini, harus disebarkan ke masyarakat, karenanya sosialisasi menjadi sangat penting.
"Hal itu sudah dilakukan, namun kami harap lebih masif lagi, dan yang tak kalah penting adalah Dinkes juga turut melakukan pengawasan obat cair untuk anak yang mempunyai risiko penyebab penyakit tersebut sesuai arahan Kementerian Kesehatan," tutur Idris.
Baca juga: Dinkes DKI libatkan PKK dan posyandu edukasi cegah gagal ginjal akut
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti melalui dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (22/10), mengatakan bahwa berdasarkan pendataan yang dilakukan Sejak Januari hingga Oktober tercatat ada 82 anak yang mengalami gangguan gagal ginjal akut di Jakarta.
"Kami telah melakukan penyisiran. Kami lakukan secepat mungkin agar lebih cepat diketahui dan dideteksi. Sehingga untuk mengantisipasi juga lebih mudah," ujarnya.
Pihaknya juga meminta dukungan dari Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), hingga kader Dasawisma untuk bahu membahu dalam memberikan motivasi dan pemahaman kepada masyarakat dalam menangani kasus ini.
Menurut Widyastuti, pihaknya juga telah melakukan pengamanan pada zat yang dapat memicu gangguan ginjal akut ini seperti meminta Puskesmas tidak memberikan obat sirop dalam mengobati masyarakat.
"Kami telah melakukan pencegahan sedini mungkin, sehingga kepanikan di tengah masyarakat dapat berkurang," tuturnya.
Baca juga: Dinkes DKI diminta proaktif jemput bola obat gagal ginjal akut
Baca juga: Dinkes DKI sebut deteksi dini penting cegah gagal ginjal akut anak
Langkah-langkah seperti pendataan, sosialisasi dan edukasi yang mulai gencar dilakukan seperti di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) seluruh Jakarta dan lewat kanal lainnya, kata Idris, sudah tepat karena saat ini masih banyak masyarakat yang awam tentang penyakit yang diduga karena kandungan beberapa zat dalam obat cair ini.
"Puskesmas di wilayah jadi garda terdepan melakukan pendeteksian risiko, terutama di wilayah pemukiman padat penduduk," kata Idris di Jakarta, Senin.
Selain diberikan mengenai seluk beluk soal penyakit tersebut, Idris menyebut bahwa pengetahuan untuk mencegah terjadinya penyakit ini, harus disebarkan ke masyarakat, karenanya sosialisasi menjadi sangat penting.
"Hal itu sudah dilakukan, namun kami harap lebih masif lagi, dan yang tak kalah penting adalah Dinkes juga turut melakukan pengawasan obat cair untuk anak yang mempunyai risiko penyebab penyakit tersebut sesuai arahan Kementerian Kesehatan," tutur Idris.
Baca juga: Dinkes DKI libatkan PKK dan posyandu edukasi cegah gagal ginjal akut
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti melalui dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (22/10), mengatakan bahwa berdasarkan pendataan yang dilakukan Sejak Januari hingga Oktober tercatat ada 82 anak yang mengalami gangguan gagal ginjal akut di Jakarta.
"Kami telah melakukan penyisiran. Kami lakukan secepat mungkin agar lebih cepat diketahui dan dideteksi. Sehingga untuk mengantisipasi juga lebih mudah," ujarnya.
Pihaknya juga meminta dukungan dari Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), hingga kader Dasawisma untuk bahu membahu dalam memberikan motivasi dan pemahaman kepada masyarakat dalam menangani kasus ini.
Menurut Widyastuti, pihaknya juga telah melakukan pengamanan pada zat yang dapat memicu gangguan ginjal akut ini seperti meminta Puskesmas tidak memberikan obat sirop dalam mengobati masyarakat.
"Kami telah melakukan pencegahan sedini mungkin, sehingga kepanikan di tengah masyarakat dapat berkurang," tuturnya.
Baca juga: Dinkes DKI diminta proaktif jemput bola obat gagal ginjal akut
Baca juga: Dinkes DKI sebut deteksi dini penting cegah gagal ginjal akut anak
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022