“Saya sepakat dengan Pak Gubernur bahwa kita bisa menghilangkan kemiskinan, kalau kita melakukan itu dengan cara yang benar,” kata Wagub Yansen setelah pelaksanaan Upacara Peringatan HUT ke-10 Provinsi Kalimantan Utara di Tanjung Selor, Bulungan, Selasa.
Saat ini sudah beberapa kali pembahasan dilakukan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kaltara terkait strategi penanganan kemiskinan dan stunting di provinsi ke-34 ini. Bahkan, ia mengaku saat ini sudah ada peta kemiskinan dan stunting di Kaltara.
Oleh karena itu, dalam hal mewujudkan pembangunan, serta menangani persoalan kemiskinan dan stunting, di lingkungan Pemprov Kaltara dapat melakukan reorientasi anggaran yang ada.
Baca juga: Komite I DPD ingatkan Pemprov Kaltara entaskan 208 desa tertinggal
Baca juga: Prevalensi stunting di Kaltara masih tinggi
“Karena pada akhirnya nanti, penanganan itu harus berindikasi kepada peningkatan anggaran dan penurunan kemiskinan. Bahkan kalau perlu, menghilangkan kemiskinan,” kata Yansen.
Dia mengungkapkan bahwa kenapa menghilangkan kemiskinan, karena bahasa menurunkan itu sudah digaungkan sejak lama, tapi tidak turun-turun juga.
Sehingga ini dilakukan dengan lebih ekstrem lagi, yaitu kalau bisa kemiskinan harus dihilangkan di Kaltara ini.
Untuk menciptakan ini, tentu diharapkan ada sinergi dari seluruh pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah hingga swasta.
Langkah ini yang diupayakan Pemprov Kaltara saat ini dalam menangani persoalan kemiskinan dan stunting.
“Saat ini kita khusus membahas soal program prioritas. Kira-kira program prioritas apa dari masing-masing OPD (organisasi perangkat daerah) yang diorientasikan pada penurunan kemiskinan dan stunting,” kata Wagub.
Memang di Kaltara ini tidak ada kemiskinan ekstrem, namun demikian tetap itu juga jadi masalah.
Wagub yang juga Ketua Tim Penanganan Kemiskinan dan Stunting berharap program dari OPD di lingkungan Pemprov Kaltara serta swasta bisa menurunkan angka kemiskinan dan stunting.
“Harapan kita ke depan masyarakat miskin di Kaltara sudah tidak ada,” tuturnya.
Wagub Yansen mencontohkan bahwa dirinya pernah memiliki orientasi pada program memberdayakan rakyat. Polanya, diberikan kesempatan kepada seluruh rakyat untuk menangani persoalan yang mereka hadapi.
“Di sini mereka yang tahu apa yang harus mereka lakukan. Dari upaya ini, kita bisa melihat ada perubahan terjadi, penurunan kemiskinan juga terjadi. Termasuk daya beli meningkat meningkat karena programnya memang melibatkan mereka,” kata Yansen.
Oleh karena itu, jika dikatakan miskin, itu bukan sumber dayanya yang rendah, tapi lebih kepada tidak memaksimalkan sumber daya yang ada. Sehingga apa yang bisa dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat agar mereka bisa berdaya.
Pastinya, Tim Penanganan Kemiskinan dan Stunting Kaltara akan memberikan masukan kepada Gubernur supaya strategi menangani masalah kemiskinan dan stunting di Kaltara ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.*
Baca juga: Satu kecamatan di Tapin rawan pangan
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022