• Beranda
  • Berita
  • MC4 bahas percepatan implementasi Rencana Aksi Asia-Pasifik tahap ke-2

MC4 bahas percepatan implementasi Rencana Aksi Asia-Pasifik tahap ke-2

26 Oktober 2022 15:12 WIB
MC4 bahas percepatan implementasi Rencana Aksi Asia-Pasifik tahap ke-2
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko (kiri) berbicara dalam acara The 4th Ministerial Conference on Space Applications for Sustainable Development in Asia-Pacific di Jakarta, Rabu (26/10/2022). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Konferensi Tingkat Menteri Keempat atau Fourth Ministerial Conference (MC4) tentang Aplikasi Antariksa untuk Pembangunan Berkelanjutan di Asia dan Pasifik membahas percepatan implementasi Rencana Aksi Asia Pasifik tentang Aplikasi Antariksa untuk Pembangunan Berkelanjutan tahap kedua (2022-2026).

"Pada konferensi tingkat menteri ini, akan dievaluasi pelaksanaan The Asia-Pacific Plan of Action on Space Applications for Sustainable Development (2018–2030) tahap pertama (2018-2022) dan disiapkan rencana aksi tahap kedua (2022-2026) dengan upaya meningkatkan integrasi data geospasial dan non-geospasial," kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam acara konferensi tersebut di Jakarta, Rabu.

Konferensi yang diselenggarakan BRIN tersebut juga membahas potensi aplikasi antariksa yang inovatif untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Handoko mengatakan rencana implementasi Rencana Aksi Asia-Pasifik tahap kedua (2022-2026) dan inisiatif Space+ mencakup tiga hal yakni pengembangan model berbasis open source, Konstelasi Virtual untuk Manajemen Risiko Bencana, dan forum pemuda pemanfaatan keantariksaan.

Model berbasis open source dikembangkan untuk mudah digunakan dan mampu menghasilkan tren historis banjir, kebakaran lahan/hutan, dan peta risikonya di wilayah Asia-Pasifik.

Handoko menuturkan banjir dan kebakaran lahan/hutan merupakan kejadian bencana yang kerap melanda wilayah Asia-Pasifik setiap tahun sehingga perlu diminimalkan risikonya.

"Pengembangan model ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan kebakaran lahan/hutan yang akan terjadi," ujarnya.

Baca juga: BRIN: Indonesia berpeluang ciptakan nilai ekonomi dari keantariksaan

Baca juga: BRIN: Tingkatkan transfer iptek kuasai teknologi antariksa


Pengembangan Konstelasi Virtual untuk Manajemen Risiko Bencana (Virtual Constellation for Disaster Risk Management) memungkinkan pengguna di kawasan Asia-Pasifik untuk mendapatkan akses data satelit pengindraan jauh secara terbuka dan near-real time untuk manajemen risiko bencana.

Para penyedia data satelit pengindraan jauh internasional diharapkan mendukung dan dapat terlibat dalam program VCDRM itu sehingga manajemen risiko bencana akan lebih efisien dan efektif.

Konferensi tersebut juga mendorong pembentukan forum pemuda pemanfaatan keantariksaan untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik.

Handoko mengatakan generasi muda merupakan penerus bangsa di masa mendatang. Pemahaman tentang teknologi keantariksaan dan pemanfaatannya akan meningkatkan perhatian dan daya saing sumber daya manusia bagi generasi muda untuk mengembangkan teknologi tersebut.

Dalam kesempatan itu, BRIN mengajak seluruh negara di kawasan Asia-Pasifik untuk dapat bekerja sama melaksanakan Rencana Aksi Asia Pasifik tentang Aplikasi Antariksa untuk Pembangunan Berkelanjutan (2018–2030) dalam upaya mempercepat pemulihan kawasan regional dan global menuju masa depan berkelanjutan.

BRIN juga akan melanjutkan kegiatan Rencana Aksi Asia-Pasifik tahap kedua (2022-2026) dan inisiatif Space+ sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (2021-2024).

Sementara Sekretaris Eksekutif Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan konferensi tingkat menteri itu merupakan kesempatan yang baik untuk memperbaharui komitmen dan juga menyepakati inisiatif kolaborasi baru yang mempercepat implementasi Rencana Aksi Asia-Pasifik tahap kedua (2022-2026).

"Saya yakin bahwa semangat kerja sama dan solidaritas yang sama seperti saat konferensi tingkat menteri sebelumnya di tahun 2018, ketika kita mengadopsi rencana aksi, akan bertahan saat kita memulai implementasi Asia-Pacific Plan of Action tahap kedua (2022-2026)," katanya.

Rencana Aksi Asia Pasifik tentang Aplikasi Antariksa untuk Pembangunan Berkelanjutan (2018-2030) terbagi dalam tiga fase yaitu 2018-2022, 2022-2026, dan 2026-2030.

Rencana aksi tersebut mencakup 188 aksi dalam enam bidang tematik prioritas, yakni manajemen risiko bencana, pengelolaan sumber daya alam, konektivitas, pembangunan sosial, energi, dan perubahan iklim.

Baca juga: BRIN: MC4 perkuat pemanfaatan keantariksaan untuk capai SDGs 

Baca juga: BRIN akan buka semua platform penelitian untuk pengguna global

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022