• Beranda
  • Berita
  • Peringati Bulan Kanker, Good Doctor donasikan 150 ribu masker

Peringati Bulan Kanker, Good Doctor donasikan 150 ribu masker

28 Oktober 2022 09:18 WIB
Peringati Bulan Kanker, Good Doctor donasikan 150 ribu masker
Ilustrasi simbol kepedulian terhadap kanker payudara. (Pexels)
Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) mendonasikan 150 ribu masker kepada berbagai komunitas dan yayasan kanker seperti Cancer Information & Support Center, Yayasan Kanker Indonesia, dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia dalam rangka memperingati Bulan Kanker Payudara.

"Orang dengan kanker termasuk kelompok rentan yang masih membutuhkan masker karena pandemi COVID-19 belum juga berakhir," kata Managing Director PT Good Doctor Technology Indonesia, Danu Wicaksana dalam keterangan pers pada Jumat.

"Good Doctor mendonasikan 150.000 masker bedah melalui Cancer Information and Support Center (CISC), Yayasan Kanker Indonesia (YKI), dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) sebagai upaya untuk melindungi para pasien kanker. Pendonasian masker kepada berbagai komunitas dan yayasan kanker ini juga merupakan cara kami untuk memperingati bulan Oktober sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara," katanya melanjutkan.

Kanker payudara bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risikonya. Kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini sehingga apabila ditemukan adanya kanker, biaya pengobatannya akan jauh lebih murah daripada apabila ditemukan pada stadium lanjut.

Selain itu, peluang kesembuhan pada pasien kanker stadium lanjut akan lebih kecil. Deteksi dini dapat dilakukan baik dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) maupun pemeriksaan payudara klinis (SADANIS). Pemeriksaan klinis mammogram oleh dokter rutin dilakukan setiap tiga tahun sekali pada usia 20-an hingga 30-an, sedangkan setelah usia 40 tahun, pemeriksaan rutin dilakukan setiap tahun.

Bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara di seluruh dunia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kanker payudara menempati urutan pertama penyakit kanker dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di Indonesia. Sementara itu, data Globocan tahun 2020 menyebutkan di Indonesia jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker dan jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai 22.430 jiwa.

Orang dengan kanker payudara memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Mereka termasuk kelompok yang rentan terkena COVID-19 karena penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang sistem pernapasan ini lebih mudah menyebabkan infeksi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Jika terinfeksi virus ini, orang dengan kanker payudara cenderung mengalami gejala yang lebih parah dibandingkan orang pada umumnya. Dikutip dari Breastcancer.org, orang yang saat ini terdiagnosis kanker, termasuk kanker payudara, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah jika terkena COVID-19. Memiliki riwayat kanker juga dapat meningkatkan risiko penyakit parah akibat COVID-19.

Beberapa terapi kanker payudara dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh pasien sehingga meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19. Dikutip dari Breastcancer.org, beberapa terapi kanker payudara—termasuk kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi—dapat melemahkan sistem kekebalan dan mungkin menyebabkan masalah paru-paru.

Orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau masalah paru-paru memiliki risiko komplikasi serius yang jauh lebih tinggi jika mereka terinfeksi virus corona.

Infeksi dapat memburuk dengan cepat ketika sistem kekebalan tubuh lemah. Senada dengan hal itu, Breast Cancer Research Foundation menyatakan, pasien kanker yang sedang dalam pengobatan aktif dapat mengalami gangguan kekebalan, berkontribusi pada risiko penyakit parah yang lebih tinggi.

Orang yang dirawat karena kanker payudara mungkin juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19 karena kondisi medis lain yang tidak terkait atau karena perawatan imunosupresif.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan orang yang immunocompromised (memiliki sistem kekebalan yang lemah) baik karena kondisi medis atau karena menerima obat atau perawatan imunosupresif tetap memakai masker meskipun telah divaksinasi COVID-19.

Selain vaksinasi, Pemerintah Indonesia menerapkan protokol kesehatan 3M (Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta Mencuci tangan pakai sabun dengan rutin) untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Dilansir dari gooddoctor.co.id, masker bedah digunakan untuk melindungi seseorang dari cairan tubuh (droplets) seperti darah dan air liur dan mencegah partikel cairan yang dikeluarkan oleh mulut agar tidak memapar ke lingkungan sekitar. Kemampuan filter masker ini sekitar 80 persen dan bersifat water resistant.

Baca juga: Good Doctor dukung BPJS Kesehatan distribusi obat telemedisin JKN

Baca juga: Good Doctor kini bisa diakses peserta ASyKI


Baca juga: Good Doctor hadirkan layanan telemedisin di asuransi MAG

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022