Kota Medan telah memberi contoh yang baik
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan semua anak stunting yang berjumlah 364 anak di Kota Medan, Sumatera Utara telah memiliki Bapak Asuh Anak Stunting.
“Untuk menjadikan diri kami menjadi orang tua asuh, kami mulai dari diri sendiri untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak stunting. Kami berkolaborasi dengan seluruh Forkopimda kota Medan untuk menjadi orang tua asuh bagi anak stunting di Kota Medan,” kata Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Bobby menyebutkan sebanyak 364 Bapak Asuh Anak Stunting yang dikukuhkan pada Kamis (27/10) itu, berasal dari kalangan pejabat dan pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah Kota Medan dan Belawan.
Pada 2021 Kota Medan memiliki sebanyak 550 anak stunting. Namun, di tahun 2022 jumlahnya turun jadi 364 anak stunting, dengan daerah yang memiliki anak stunting terbanyak adalah Kecamatan Medan Belawan.
Baca juga: BKKBN genjot program bapak asuh cegah stunting.
Baca juga: BKKBN: 7.567 keluarga dapat pendampingan Bapak Asuh Anak Stunting
Pemerintah Kota Medan, kata Bobby, juga terus meningkatkan anggaran khusus untuk percepatan penurunan stunting, yang jumlahnya pada 2021 sebesar Rp105 miliar. Sedangkan pada 2022 menjadi Rp198 miliar.
Nantinya, para Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting di Kota Medan dari Forkopimda berkewajiban memberi bantuan berupa uang tunai Rp500 ribu per anak per bulan, untuk pemenuhan gizi dan nutrisi dalam bentuk makanan selama enam bulan.
“Diberikan melalui Dinas Keluarga Berencana dan akan dilaporkan setiap bulan. Ada report selama enam bulan. Kalau sudah selesai pengentasan anak stunting maka selanjutnya bantuan secara ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem,” katanya.
Menurut Bobby, Program Bapak Asuh Anak Stunting tidak hanya dapat mengatasi masalah kesehatan saja, tetapi juga bisa menjadi landasan untuk mengentaskan kemiskinan bagi keluarga yang bersangkutan.
“Saya meminta seluruh jajaran ASN dan Forkopimda duduk berdampingan dengan anak dan keluarga yang akan diasuh mereka. Jadi kami sampaikan, bahwa yang disamping ibu dan anak itu adalah bapak dan ibu asuh anak stunting,” kata Bobby.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo membeberkan dalam data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), tingkat prevalensi stunting di Kota Medan 19,9 persen, sedangkan untuk tingkat provinsi Sumatera Utara 25,8 persen.
Hasto menekankan pada keluarga penting untuk menjaga asupan gizi dan nutrisi untuk bayi stunting serta upaya pencegahan stunting dengan pemeriksaan bagi calon pengantin.
“Kota Medan telah memberi contoh yang baik. Sungguh luar biasa dan bisa jadi best practice yang luar biasa,” kata Hasto.
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan penting untuk menjaga kerja sama dan kolaborasi percepatan penurunan stunting dan pemberdayaan perempuan.
“Kita tidak mungkin bekerja sendiri-sendiri. Butuh kerja sama dan kolaborasi dalam upaya percepatan penurunan stunting,” kata Bintang.
Baca juga: Bobby Nasution dikukuhkan bapak asuh anak stunting Kota Medan
Baca juga: Pangdam Hasanuddin tegaskan TNI di wilayahnya tetap solid dan kompak
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022