Ketua DPW Partai NasDem Aceh Teuku Taufiqulhadi berharap kepada pemerintah pusat untuk memprakarsai kembali bank konvensional ke Aceh sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan ekonomi di Tanah Rencong.Saya harap pemerintah pusat mempertimbangkan kembali untuk hadirnya bank-bank konvensional ke Aceh.
"Saya harap pemerintah pusat mempertimbangkan kembali untuk hadirnya bank-bank konvensional ke Aceh," kata Taufiqulhadi, di Banda Aceh, Jumat.
Taufiq mengatakan, kekosongan bank-bank konvensional di Aceh, seperti Mandiri, BNI, BRI, dan lainnya dinilai sangat mengganggu upaya masyarakat Aceh sendiri untuk keluar dari problem ekonomi.
Apalagi, kata Taufiq, berdasarkan data statistik Aceh terbukti masih menjadi provinsi termiskin di Sumatera. Kemudian masalah stunting sangat tinggi, inflasi dan angka pertumbuhan ekonomi masih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan nasional.
"Salah satu penyebabnya ini, karena kurang dukungan dari lembaga-lembaga keuangan (perbankan) nasional di Aceh," ujarnya pula.
Menurut Taufiq, absennya bank konvensional membuat banyak kegiatan ekonomi rakyat terganggu. Para pengusaha lokal gagal merencanakan aktivitas perusahaannya akibat kurang maksimalnya dukungan perbankan.
Karena itu, Taufiq berharap pemerintah pusat segera menyelesaikan persoalan tersebut, karena jika ini tidak diakomodir, maka perekonomian Aceh semakin tenggelam.
"Lembaga keuangan syariat di Aceh memang makin baik. Tetapi belum sepenuhnya mampu menutupi kekosongan yang ditinggalkan bank-bank konvensional," katanya lagi.
Taufiq menuturkan, jika bank konvensional kembali ke Aceh, maka akan tercipta kompetisi yang sehat dan menguntungkan masyarakat. Kemudian bank syariah juga bisa cepat belajar untuk menjadi lebih sempurna.
"Campur tangan pemerintah pusat diperlukan agar pemerintah daerah terbantu. Sinergi pusat dan daerah akan membawa dampak baik, karena mendapat dukungan masyarakat Aceh," demikian Taufiqulhadi.
Baca juga: Bukopin segera operasikan Bank Syariah Bukopin di Aceh
Baca juga: OJK: Ada 1,4 juta nasabah bank konvensional belum migrasi di Aceh
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022