Mitratel terbukti memiliki track record yang baik dalam pengembangan bisnis tower sejak 2010 baik secara organik maupun inorganik
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) bidang penyediaan infrastruktur digital dan telekomunikasi independen, mencatatkan laba bersih Rp1,22 triliun pada kuartal III-2022 atau melesat 18,1 persen (yoy).
“Mitratel terbukti memiliki track record yang baik dalam pengembangan bisnis tower sejak 2010 baik secara organik maupun inorganik,” kata Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Theodorus Ardi Hartoko dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Theodorus yang akrab disapa Teddy itu menuturkan bahwa pertumbuhan bisnis perusahaan di periode kuartal I-III 2022 tercatat terus konsisten tumbuh lebih besar dari pertumbuhan industri dengan menorehkan rata-rata pendapatan selama 5 tahun atau Compound Annual Growth Rate 2017-2021 (CAGR) sebesar 14 persen. Hal tersebut menjadikan profitabilitas Mitratel naik lebih signifikan dibandingkan tahun lalu.
Pendapatan perseroan selama periode 9 bulan pertama 2022 ini naik 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp5,02 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang mengalami kenaikan sebesar 15,7 persen menjadi Rp4,4 triliun.
“Ke depan kami meyakini EBITDA semakin meningkat seiring besarnya peluang pertumbuhan kolokasi di menara Mitratel, terutama di luar Jawa,” ucapnya.
Perseroan mencatat margin EBITDA dan margin laba bersih pada kuartal III perseroan tahun ini meningkat masing-masing menjadi 78,5 persen dan 21,9 persen. Kontributor utama dari peningkatan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio penyewaan menara yang meningkat 85,1 persen dan margin laba bersihnya meningkat 23,4 persen. Adapun pendapatan dari sewa menara di periode Januari-September 2022 melesat 12,9 persen menjadi Rp5,07 triliun.
“Mitratel memastikan kinerja bisnis penyewaan menara perseroan kompetitif dibandingkan industri. Selain itu, Mitratel terus meningkatkan profitabilitas di bisnis lainnya,” kata Teddy.
Seiring positifnya kinerja pendapatan dan laba perusahaan, aset perusahaan tercatat meningkat 37 persen menjadi Rp54,9 triliun dan ekuitas juga meningkat 124 persen menjadi Rp33,2 triliun. Adapun liabilitas MTEL pada September 2022 berhasil turun 14,1 persen menjadi Rp21,7 triliun.
Lebih lanjut Teddy menuturkan bahwa positifnya kinerja keuangan Mitratel hingga kuartal III-2022 didukung oleh fundamental bisnis perusahaan, terutama dari sisi kinerja operasional.
Perusahaan mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan aksi korporasi tersebut telah menjadikan Mitratel sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dengan kepemilikan 35.051 tower 50.390 tenant.
“Untuk bisnis jaringan fiber optik, kami menargetkan dapat menyelesaikan pembangunan jaringan sepanjang 9.000 kilometer hingga akhir 2022. Jaringan fiber optik merupakan solusi connectivity berkapasitas tinggi untuk mendukung implementasi jaringan 5G. Hal ini sejalan dengan pengembangan bisnis kami menuju Digital Infrastructure Company," kata Teddy.
Baca juga: Mitratel perkokoh visi ESG usai masuk indeks DX ESG Leaders
Baca juga: Punya 34.800 tower, Mitratel mulai tawarkan skema bisnis ke operator
Baca juga: Mitratel akuisisi lagi 6.000 menara Telkomsel senilai Rp10,28 triliun
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022