Presiden RI Joko Widodo memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengecek secara faktual data stok beras nasional yang ada saat ini.
"Saya diberi waktu satu minggu untuk mengecek kembali faktual data yang ada, bersama seluruh jajaran, para gubernur, bupati," kata Syahrul kepada wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Mentan mengatakan dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menanyakan soal ketersediaan dan kondisi harga beras di pasaran.
Menurut Syahrul, berdasarkan data dan neraca yang dimiliki Kementerian Pertanian, ketersediaan beras saat ini cukup.
"Bahkan, tahun ini dari prognosis yang disampaikan BPS dan oleh pengkaji kita, para pakar kita, ini produksi yang tertinggi pada panen tertinggi kita Maret-April itu di atas 18,3 juta ton. Kemudian panen kedua kita pada Agustus-Oktober itu bahkan 13 koma sekian (juta ton). Oleh karena itu, data BPS juga menunjukkan bahwa stok-stok itu ada, 60 persen di tangan rakyat sendiri," jelasnya.
Syahrul mengatakan Presiden Jokowi memerintahkan untuk melakukan stok yang sangat cukup melalui beras cadangan yang ada di Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Itu akan saya kejar dalam waktu yang sangat singkat ini," tambahnya.
Menurut Syahrul, dengan ketersediaan stok beras yang cukup diharapkan fluktuasi harga beras dapat ditangani. Pihaknya telah berkomitmen bersama Menteri Perdagangan, Bulog, Bappenas untuk bersama-sama melihat ketersediaan stok beras.
"Saya sangat yakin ketersediaan cukup. Bahwa data yang ada saat 2022 ini produktivitas lahan yang kita tanami sangat besar. Boleh tanya semuanya, kita tidak pernah ada lahan yang busuk, tidak ada lahan yang (terdampak) bencana maksimal. Oleh karena itu, masih sama hasilnya. Kita bisa perkirakan sesuai asumsi atau teori yang mendapatkan hasil seperti apa," jelasnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022