Ali mengonfirmasi kepada ANTARA, Senin, keenam atlet tersebut adalah Erick Ahmad Fathoni, Joe Aditya Wijaya Kurniawan, Farrel Armandio Tangkas, Angel Gabriella Yus, Azzahra Permatahani, dan Flairene Candrea Wonomiharjo.
PB PRSI, kata Ali, sudah memberikan peringatan melalui surat resmi agar keenam atlet tersebut disiplin dalam mengikuti latihan. Namun hingga batas waktu yang telah ditetapkan keenam atlet tak kunjung datang.
Padahal, lanjut Ali, mereka masih mendapatkan dan menikmati fasilitas pelatnas, seperti penginapan, makan, dan honor bulanan.
"Federasi sangat kecewa dengan sikap mereka," kata Ali Patiwiri.
Ali juga mengungkapkan pangkal persoalan adalah keenam perenang itu menolak dilatih oleh Michael Piper, yang sudah setahun melatih pelatnas renang.
Mereka beralasan Piper tidak memberikan kemajuan prestasi. Hal itu menurutnya tak beralasan, karena 17 perenang lainnya tetap semangat berlatih di bawah Piper dan mencatat kemajuan.
"Pengurus sedang mempertimbangkan pemberian sanksi kepada mereka, agar tidak menjadi preseden," kata Ali menambahkan.
Baca juga: PRSI: Pemanggilan atlet pelatnas renang berdasar pada DBON
Sebelumnya PB PRSI melalui Surat Keputusan Nomor 14 Tahun 2022 yang salinannya diterima ANTARA, memanggil 23 nama atlet untuk menjalani pelatnas dalam persiapan SEA Games Kamboja dan Asian Games 2022 di Hangzhou, China yang bergulir tahun depan.
Namun polemik terjadi setelah sejumlah nama yang sebelumnya langganan pelatnas seperti Glenn Victor Sutanto, Gagarin Nathaniel, I Gede Siman Sudartawa, hingga Kania Dewi tak masuk dalam daftar.
Bahkan, Aflah Fadlan Prawira yang mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 tidak masuk dalam skuad pelatnas 2022. Hal ini membuat sejumlah atlet tersebut mempertanyakan proses pemanggilan melalui media sosial.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PRSI Wisnu Wardhana mengatakan 23 nama yang masuk dalam pelatnas renang Indonesia tahun 2022 memang diisi mayoritas perenang muda.
Tujuannya sesuai dengan program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yakni melakukan pembinaan jangka panjang yang berfokus pada prestasi perenang di tingkat Olimpiade.
"Ada tiga landasan dalam DBON, pertama untuk Olimpiade 2024 di Paris, Olimpiade 2028 di Los Angeles, dan Olimpiade 2032 di Brisbane," kata Wisnu.
"Di Olimpiade 2028, kami harapkan atlet sudah bisa memberikan kontribusi dengan melampaui kualifikasi limit A dengan masuk 16 besar dunia," ujarnya menambahkan.
Dengan demikian sudah saatnya, kata Wisnu, memberikan tongkat estafet ke perenang muda.
Meski begitu, atlet senior yang tak masuk pelatnas 2022, lanjut Wisnu, tetap akan bisa mengikuti seleksi nasional untuk pembentukan tim SEA Games Kamboja dan sesuai masukan teknis dari pelatih kepala Michael Piper pada Februari 2023 mendatang.
Selain keenam atlet yang mangkir, dalam SK pelatnas renang 2022 pada sektor putra ada Pande Made Iron Digjaya, Nicholas Karel Subagyo, Andi Muhammad Nurrizka, Romeo Lingga Al Farizi, dan Alvino Dika Wijaya.
Lalu ada juga atlet junior putra yaitu I Komang Gede Mas Dekotama Putra, S. Maliki Allim, dan Ibrahim F. Faqih.
Pada sektor putri ada Masniari Wolf, Adelia, Serenna Karmelita, Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi, dan Ni Putu Pande Lisa Primasari.
Untuk junior ada Michelle Surjadi Fang, Gusti Ayu Made Nadya Saraswati, Ni Kadek Rena Kartika, dan Kezeea Octavia Damayanti.
Baca juga: KOI minta PRSI lebih serius persiapkan atlet terbaik untuk multievent
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022