Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 128,85 poin atau 0,39 persen, menjadi menetap di 32.732,95 poin. Indeks S&P 500 turun 29,08 poin atau 0,75 persen, menjadi berakhir di 3.871,98 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 114,30 poin atau 1,03 persen, menjadi 10.988,15 poin.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan teknologi masing-masing tergelincir 1,67 persen dan 1,34 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 0,6 persen, satu-satunya kelompok yang memperoleh keuntungan.
Untuk bulan ini, indeks Dow melonjak 13,95 persen, S&P naik 7,99 persen dan Nasdaq bertambah 3,9 persen.
Bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (2/11/2022) pada akhir pertemuan kebijakan dua hari, tetapi investor akan mencari sinyal apa pun bahwa Fed mungkin mempertimbangkan perlambatan kenaikan suku bunga di masa depan.
Harapan The Fed dapat mundur dari kebijakan kenaikan suku bunga agresif telah mengangkat ekuitas dalam beberapa pekan terakhir, dengan S&P 500 mencatat kenaikan hampir 9,0 persen selama dua minggu terakhir. Dow membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 1976 dan persentase kenaikan Oktober terbesar setidaknya sejak 1900.
Komentar dari pejabat Fed setelah keputusan kebijakan serta data pasar tenaga kerja pekan ini akan membantu membentuk ekspektasi pasar untuk kenaikan mendatang yang dimulai pada pertemuan Desember.
"Ini adalah kesimpulan yang sudah pasti, hampir 100 persen kemungkinannya untuk setidaknya tiga minggu sekarang akan menjadi tiga perempat poin dan sangat kecil kemungkinannya akan lebih atau kurang dari itu, tapi selalu ada kekhawatiran dari setiap orang yang menunggu hal itu dilakukan," kata Randy Frederick, direktur pelaksana, perdagangan dan derivatif, Charles Schwab di Austin, Texas.
“Orang-orang akan mencerna apa yang dikatakan pada Rabu (2/11/2022) tentang apa yang terjadi pada 14 Desember. Harapan saya adalah itu akan menjadi seperempat poin. Pada kenyataannya, itu mungkin akan menjadi setengah poin, tetapi bahkan itu akan menjadi tanda yang sangat positif bagi pasar."
Apple Inc kehilangan 1,54 persen setelah laporan mengatakan produksi iPhone dapat merosot sebanyak 30 persen bulan depan karena pengetatan pembatasan COVID-19 di China.
Saham-saham pertumbuhan megacap seperti Amazon.com dan pemilik Google Alphabet yang telah berada di bawah tekanan di lingkungan kenaikan suku bunga, juga lebih rendah, masing-masing turun 0,94 persen dan 1,85 persen.
Perusahaan energi seperti Chevron dan Exxon Mobil dengan mudah mengalahkan perkiraan laba kuartal ini, diuntungkan dari lonjakan harga energi, berbeda dengan perusahaan Big Tech yang sebagian besar mengecewakan investor.
"Saham-saham dividen, energi, barang-barang yang berdurasi pendek, industri ... itulah yang berhasil," kata Eric Diton, presiden dan direktur pelaksana di The Wealth Alliance di Boca Raton, Florida.
Dengan sekitar setengah dari perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil kuartalan mereka sejauh ini, perkiraan pertumbuhan laba kuartal ketiga mencapai 4,0 persen, menurut data Refintiv, sedikit lebih rendah dari 4,1 persen minggu lalu.
Global Payments Inc merosot 8,82 persen setelah perusahaan memperkirakan pendapatan setahun penuh di bawah perkiraan.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,53 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,52 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Emas tergelincir 4,10 dolar AS tertekan "greenback" yang lebih kuat
Baca juga: Minyak jatuh karena kenaikan produksi AS, permintaan RRT meragukan
Baca juga: Dolar menguat, Fed mungkin lakukan kenaikan suku bunga besar lainnya
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022