• Beranda
  • Berita
  • Rupiah melemah, pasar antisipasi kebijakan moneter bank sentral AS

Rupiah melemah, pasar antisipasi kebijakan moneter bank sentral AS

2 November 2022 10:18 WIB
Rupiah melemah, pasar antisipasi kebijakan moneter bank sentral AS
Ilustrasi - Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) di Valuta Inti Prima, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

Rupiah akan sulit menguat karena pasar mengantisipasi hasil keputusan The Fed dini hari nanti

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah seiring pelaku pasar yang masih mengantisipasi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

Rupiah pagi ini melemah 27 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.655 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.628 per dolar AS.

"Rupiah akan sulit menguat karena pasar mengantisipasi hasil keputusan The Fed dini hari nanti," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Pelaku pasar kini tengah menunggu pengumuman kebijakan moneter The Fed pada Kamis (3/11) dini hari. The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3,75 persen - 4 persen.

Kendati demikian sejumlah pejabat bank sentral mengungkapkan keinginan untuk mengendurkan laju kenaikan suku bunga sebab ada risiko perekonomian AS akan kembali mengalami resesi.

Menurut Ariston, pelaku pasar masih cenderung wait and see kebijakan moneter yang akan diambil The Fed.

"Karena ini mover penting untuk dolar - rupiah (USDIDR)," ujar Ariston.

Baca juga: BI: Inflasi Oktober 2022 lebih rendah dari perkiraan awal

Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,11 persen (month-to-month/mtm) pada Oktober 2022 atau adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,87 pada September menjadi 112,75.

Penyumbang deflasi pada Oktober utamanya berasal dari penurunan harga komoditas cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, minyak goreng, tomat dan bawang merah.

Dengan terjadinya deflasi pada Oktober, maka inflasi tahun kalender Oktober 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,73 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Oktober 2022 terhadap Oktober 2021 sebesar 5,71 persen.

"Data inflasi ini kayaknya dikesampingkan dulu. Hasilnya memang bagus, tapi pasar mungkin perlu pembuktian lebih lanjut bahwa inflasi akan terkendali ke depannya," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp15.640 per dolar AS hingga Rp15.680 per dolar AS.

Pada Selasa (1/11) lalu, rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp15.628 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.598 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah menyusul prospek kenaikan bunga agresif The Fed


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022