• Beranda
  • Berita
  • BRIN lakukan riset kurangi emisi kapal laut melalui "green shipping"

BRIN lakukan riset kurangi emisi kapal laut melalui "green shipping"

2 November 2022 19:02 WIB
BRIN lakukan riset kurangi emisi kapal laut melalui "green shipping"
Kapal riset BRIN. (ANTARA/HO-Humas BRIN)
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset untuk mengurangi emisi kapal pada aktivitas pelayaran melalui green shipping untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

"Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika sangat mendukung green shipping dengan fokus pada riset dan inovasi dalam bidang hidrodinamika," kata Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) BRIN Widjo Kongko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Green shipping merupakan proses menurunkan penggunaan energi sehingga menghasilkan emisi yang lebih rendah. Sedangkan, green ship adalah suatu kapal yang menerapkan sebuah teknologi yang bertujuan untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi secara bersamaan.

Baca juga: BRIN perkuat riset kelautan mulai dari sisi biodiversitas hingga iklim

"Target utama dari green shipping adalah mengurangi pencemaran lingkungan akibat tingginya penggunaan bahan bakar fosil pada transportasi laut. Untuk itu, peranan riset dan inovasi menjadi penting dalam menciptakan kapal laut yang ramah lingkungan," katanya.

Berbagai penelitian yang dilakukan di PRTH BRIN dalam mendukung praktik green shipping di Indonesia menghasilkan inovasi seperti pelumasan lambung kapal dengan menggunakan gelembung udara (air bubbles hull lubrication), hull point, baling-baling dan kemudi canggih (advanced propeller and rudder), dan sistem pelayaran (sail system).

Baca juga: BRIN tambah kapal riset penjelajah samudra

PRTH BRIN juga akan terus melakukan pengembangan riset dan inovasi untuk mendukung komitmen ramah lingkungan dan efisiensi energi.

Sementara rekan pascadoktoral dari Universitas Diponegoro yang berkolaborasi dalam riset dengan PRTH BRIN Luqman Hakim mengatakan kadar emisi harus ditekan dan dikurangi dengan cara meningkatkan efisiensi energi dan menggunakan energi terbarukan. Itu menjadi penting karena aktivitas maritim seluruh dunia telah berkontribusi 11 persen terhadap emisi.

Luqman menuturkan dengan menggunakan metode hull cleaning akan menghasilkan efisiensi energi satu sampai 10 persen. Mekanismenya adalah melalui pembersihan biofouling dengan menggunakan antifouling yang ramah lingkungan.

Baca juga: BRIN-TNI AL jajaki kerja sama pembangunan kapal patroli

"Dampaknya, hambatan gesek akibat biofouling dapat berkurang sehingga kecepatan kapal bertambah dan emisi berkurang," ujarnya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022