"Situasi kasus COVID-19 agak fluktuatif, sebelumnya kami menganggap situasi sudah sangat terkendali, tetapi peningkatan angka ini patut diwaspadai," kata Erlina Burhan dalam Media Briefing terkait update kasus COVID-19 yang diikuti dalam jaringan Zoom di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Epidemiolog: Vaksin booster modal lindungi warga dari subvarian baru
Ia mengatakan angka konfirmasi COVID-19 sebelumnya berada pada situasi yang stabil sekitar 2.000-an kasus, tetapi pada pekan lalu naik menjadi 3.000-an kasus.
Menurut Erlina, laporan yang mengejutkan terjadi pada 31 Oktober ke 1 November 2022 saat angka konfirmasi melonjak hampir dua kali lipat dari sebelumnya, berkisar 4.707 kasus.
Pada angka kematian, dari sebelumnya pada Oktober 2022 berkisar 16 hingga 19 jiwa, kini mencapai 32 jiwa. Artinya, peningkatan kematian mencapai dua kali lipat lebih tinggi.
"Ini harus diwaspadai dan perlu diketahui kenapa angka ini meningkat dari sebelumnya yang sempat stabil," katanya.
Baca juga: Ahli: Masyarakat perlu berperan dalam peningkatan cakupan vaksinasi
Dalam agenda tersebut, IDI menyoroti tentang cakupan vaksinasi dosis ketiga (booster) atau vaksin penguat yang stagnan pada angka 27 persen dari dari target sasaran 234,66 juta orang.
"Masyarakat perlu segera mengakses vaksinasi dosis ketiga di tengah lonjakan kasus," katanya.
IDI juga mendorong pemerintah untuk memfasilitasi vaksin dosis ketiga agar mudah diakses masyarakat.
Baca juga: Kemenko PMK ajak masyarakat tingkatkan cakupan vaksinasi penguat
"Saya mendengar dari masyarakat, stok vaksin COVID-19 di daerah tinggal sedikit. Saya tidak tahu apakah ini masalah di logistik atau yang lainnya," kata Erlina.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022